Madingmu.com – Terdapat beberapa definisi yang diberikan mengenai musik kontemporer, baik secara umum maupun menurut para ahli. Tetapi pada dasarnya, musik kontemporer dapat diartikan sebagai musik kekinian yang mengikuti perkembangan zaman. Musik kontemporer pun kerap kali disebut sebagai new music atau musik baru dalam Bahasa Indonesia.
Musik kontemporer cenderung mengubah cara pandang, cita rasa, dan kriteria estetik yang sebelumnya terkurung oleh sesuatu yang terpola, standarisasi, seragam, dan bersifat sentral. Konsep musik kontemporer menjadi sangat individual, sehingga perkembangannya pun beragam.
Paham inilah yang ditawarkan oleh musik kontemporer, sehingga dalam karya-karya yang lahir banyak terjadi vokabuler teknik garapan dan aturan tradisi yang telah mapan ke dalam bentuk yang baru, terkesan aneh, nakal, bahkan urakan.
Baca Juga: Jenis dan Manfaat Terapi Musik Untuk Kesehatan
Dalam sejarahnya sendiri, musik kontemporer pertama kali muncul pada abad ke-19. Kemunculan beberapa tokoh pelukis penganut aliran impresionisme di Prancis menyebabkan dikenalnya istilah kontemporer, sedangkan pelopor musik kontemporer dikenal dengan nama Arnold Schoenberg. Lantas bagaimana dengan perkembangan musik kontemponer di Indonesia?
Perjalanan ini dimulai dengan diadakannya acara Pekan Komponis Muda pada tahun 1979 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Melalui acara tersebut, komunikasi para seniman antar daerah dengan berbagai macam latar belakang budaya lebih terjalin. Forum diskusi dan dialog antar seniman dalam acara tersebut saling memberikan kontribusi sehingga membuka paradiqma kreatif musik menjadi lebih luas.
Karya-karya para komponis kontemporer yang memiliki keunikan tersendiri dan cukup bervariasi, membuat konsep mereka dari waktu ke waktu dapat berubah tergantung pada semangat serta kapasitas masing-masing dalam mengembangkan kreativitasnya.
Selain awal mula dikenalnya musik kontemporer di Jakarta, terdapat pula perkembangan musik kontemporer di daerah-daerah seperti daerah Sunda, Yogyakarta, Solo, Riau, Bali, dan lainnya. Semua berawal dari pementasan para komponis yang menjadikan musik ini dikenal oleh masyarakat di daerah tersebut.
Baca Juga: Genre Musik Apa Ya Yang Cocok untuk Belajar?
Acara-acara tersebut digelar secara rutin dan bukan sekadar “ritual”, atau memiliki tujuan memecahkan rekor Muri, apalagi mencari keuntungan. Tetapi seperti yang dikatakan oleh Harry Roesli, bapak komponis Indonesia, bahwa pementasan musik kontemporer merupakan “seni yang merugi akan tetapi melaba dalam tata nilai”.
Lalu di tahun 1990, muncul satu garapan musik kontemporer dengan media ungkap yang berbeda, hasil kolaborasi antara dua seniman yaitu I Wayan Dibia dan Keith Terry dengan judul “Body Tjak“. Karya ini merupakan seni pertunjukan multikultural yang memadukan unsur-unsur seni budaya Barat (Amerika) dan Timur (Bali, Indonesia).
“Body Tjak” digarap dengan kombinasi unsur-unsur seni kecak Bali dengan Body Music, menghasilkan sebuah jenis musik baru yang menggunakan tubuh manusia sebagai sumber bunyi. Garapan bernuansa seni budaya global ini lahir dengan dua produksinya, yaitu “Body Tjak 1990” (BT90) dan “Body Tjak 1999” (BT99).
Baca Juga: Apa Ya Lagu Pertama di Dunia?
Kedua karya ini murni lahir dari keinginan seniman untuk mengekspresikan jiwanya yang telah tergugah oleh dinamisme seni kecak dan body music. Dengan berbekal pengalaman estetis masing-masing, dan diilhami oleh obsesi aktualitas kekinian, kedua seniman sepakat melakukan eksperimen sehingga lahirlah musik kontemporer “Body Tjak”.
Penulis: Nabila Putri Pratiwi
Sumber: https://gasbanter.com/perkembangan-musik-kontemporer-di-indonesia/ ; https://tirto.id/sejarah-musik-kontemporer-tokoh-ciri-dan-contoh-alat-musik-gx17
Sumber foto: https://pin.it/295p1Xg
Follow Juga : Instagram Madingmu
Leave a comment