Madingmu.com – Di perkotaan, polusi cahaya merupakan masalah lingkungan yang terus berkembang. Kehidupan burung terganggu oleh cahaya buatan dari gedung, lampu jalan, dan sumber lainnya.
Lebih dari 500 burung dari pusat kota dan pinggiran San Antonio, Texas, diperiksa dalam sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Texas A&M University dan Washington State University.
Mereka menemukan bahwa mata burung dapat menjadi lebih kecil karena polusi cahaya. Dua jenis burung kicau, seperti Northern Cardinal dan Carolina Wren, ditemukan memiliki mata yang kira-kira 5% lebih kecil daripada mata spesies mereka yang berada di pinggiran kota yang memiliki lebih sedikit cahaya.
Namun, Painted Bunting dan White-eyed Vireo adalah dua spesies burung yang bermigrasi di mana para peneliti tidak menemukan variasi dalam ukuran mata. Tidak peduli apakah mereka adalah penghuni kota atau pinggiran kota.
Hal ini menyiratkan bahwa burung yang bermigrasi mungkin menggunakan teknik adaptasi yang berbeda dengan burung yang menghabiskan sepanjang tahun di daerah berpenduduk.
Burung di Kota Terpapar Terlalu Banyak Cahaya
Burung yang tinggal di perkotaan tampaknya telah mengalami perubahan adaptif dari waktu ke waktu, menurut situs web Washington State University. Mata mereka telah mengecil sebagai hasil evolusi sehingga dapat berfungsi dalam situasi dengan cahaya yang lebih terang dan stabil.
Waktu “kicauan fajar” dan siklus sirkadian burung dapat dipengaruhi oleh cahaya yang berlebihan di daerah perkotaan, sehingga mengetahui hal ini sangatlah penting.
“Ukuran mata yang lebih kecil memungkinkan burung untuk berurusan dengan cahaya yang lebih terang dan konstan di lingkungan perkotaan,” kata Todd Jones, penulis pertama studi ini dan saat ini merupakan rekan post-doktoral di Smithsonian Migratory Bird Center.
Baca Juga : Fakta Menarik tentang Cendrawasih, Si Burung Surga yang Indah
Beberapa Burung Hampir Menjadi Buta
Burung bermata besar seharusnya hampir buta karena silau cahaya lampu kota atau karena kurang tidur, yang membuat mereka kurang beruntung di kota. Karena populasi burung di seluruh Amerika menurun dengan cepat, temuan ini memiliki arti penting bagi upaya konservasi.
Penulis utama studi ini, Jennifer Phillips, ahli biologi margasatwa di Washington State University, mengatakan bahwa penelitian ini “menunjukkan bahwa burung-burung yang tinggal di daerah pemukiman dapat beradaptasi dari waktu ke waktu di daerah perkotaan, tetapi burung-burung yang bermigrasi tidak bisa.”
“Hal ini mungkin membuat mereka lebih sulit untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan kota selama musim kawin,” lanjutnya.
Populasi Burung di Amerika Serikat dan Kanada Berkurang 29
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sejak tahun 1970, AS dan Kanada telah kehilangan 3 miliar burung, atau 29% dari total populasi burung. Menurut
para peneliti, fragmentasi habitat adalah faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan tersebut.
Namun menurut penelitian terbaru, kemampuan burung untuk beradaptasi dengan kehidupan perkotaan mungkin juga bergantung pada polusi sensorik seperti cahaya yang dihasilkan oleh manusia.
National Science Foundation telah memberikan dana hibah sebesar 2,1 juta dolar AS kepada tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Phillips untuk memperluas pemahaman mereka mengenai dampak polusi cahaya dan suara pada berbagai spesies burung.
Mereka mencoba untuk menentukan apakah penyesuaian ini akan menguntungkan atau merugikan burung dalam jangka panjang. Untuk mencapai hal ini, mereka akan melakukan tes untuk menentukan apakah karakteristik ini berkorelasi dengan kebugaran secara umum dan bagaimana cahaya dan kebisingan mempengaruhi tingkat stres, hormon tidur, tingkat agresi, dan struktur lagu burung.
Follow Juga : Instagram madingmu
-- adds--> -->
Leave a comment