Sabtu , 27 Juli 2024
HeadlineRuang Siswa

Momen Haru! Pelajar Jepang Berkerumun Tutupi Murid Berhijab yang Pingsan

SIAWA JWPng
Foto: Dok. YouTube Lombok Japan Family

madingmu.com – Jepang merupakan salah satu negara yang sistem pendidikannya banyak dijadikan contoh oleh negara lain. Hal yang paling menarik untuk dipelajari adalah pendidikan karakter orang Jepang yang sangat menonjol.

Hal ini terlihat dalam sebuah video viral yang diunggah oleh Abdurrahman di kanal Youtube Lombok Japan Family. Dalam video tersebut, seorang pelajar muslim asal Indonesia bernama Ria pingsan saat mengikuti festival olahraga.

Ria yang saat itu mengenakan jilbab, harus membuka jilbabnya untuk mendapatkan udara segar di tengah kondisinya. Sontak, teman-temannya bergegas membuat barisan melingkar untuk menutupi Ria yang melepas jilbabnya.

Abdurrahman, ayah Ria, mengaku kagum dan terharu dengan apa yang dilakukan oleh teman-teman Ria. Menurutnya, kejadian ini sudah cukup membuktikan bahwa pendidikan karakter di Jepang sudah tumbuh sejak dini.

“Saat itu, saya melihat siswa yang pertama kali membuat barisan adalah teman dekat Ria yang bernama Yuina Chan, dan setelah itu teman-teman yang lain juga ikut berbaris secara serentak, dan karena merasa kurang terlihat, maka wali kelas memanggil kelompok kuning untuk ikut berbaris,” ujar Abdurrahman.

Menurut Abdurrahman, inisiatif dari teman-teman Ria tersebut terbentuk karena pendidikan di Jepang sangat mengedepankan pendidikan karakter. Salah satu pendidikan karakter yang ditanamkan Jepang kepada para siswa adalah melalui kyouiku dokter.

Pendidikan Karakter di Jepang

Mengutip jurnal berjudul Perbandingan Pendidikan Karakter di Indonesia dan Jepang karya Aif Syamsurrijal (2021), Jepang menganut falsafah yang meyakini bahwa manusia dapat mengubah keadaan dan kodratnya melalui usaha orang lain atau usahanya sendiri. Mereka tidak percaya bahwa manusia telah ditentukan dalam keadaan tertentu dan tidak dapat berubah.

Dengan filosofi ini, Jepang memprioritaskan pendidikan karakter, yang dikenal dengan istilah doutoku-kyouiku. Pendidikan doutoku-kyouiku diajarkan kepada siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas di Jepang.

Melalui doutoku-kyouiku ini, masyarakat Jepang menjadi disiplin, ulet, jujur, pekerja keras, memiliki toleransi yang tinggi, dan lain sebagainya. Aspek-aspek doutoku-kyouiku adalah menghargai diri sendiri, hubungan dengan orang lain, hubungan dengan alam, dan hubungan dengan kelompok dan masyarakat.

Contoh sederhana dari doutoku-kyouiku adalah menepati waktu. Orang Jepang diajarkan untuk tidak mengganggu atau merepotkan orang lain, tetapi ketika melihat orang lain dalam kesulitan dan membutuhkan bantuan, mereka akan segera menolongnya.

Mengutamakan Nilai-nilai Sosial

Mengutip buku Wawasan Pendidikan Karakter karya Inside (2021), toleransi merupakan salah satu implementasi dari tujuan pendidikan Jepang yang tertuang dalam undang-undang pendidikan dasar tahun 1947 ayat 1.

Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa pendidikan Jepang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian setiap individu secara utuh, baik secara fisik maupun psikis, yang mencintai kebenaran dan keadilan, menghormati nilai-nilai pribadi orang lain, menghargai pekerjaan, dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

Pendidikan di Jepang tidak hanya berfokus pada bidang akademis saja, tetapi juga pendidikan sosial. Pendidikan sosial merupakan pendidikan non formal yang meliputi teknik pertanian, perikanan, nelayan, dan buruh kehutanan.

Perbedaan Pendidikan di Jepang dan Indonesia

Persamaan antara pendidikan di Jepang dan Indonesia dapat dilihat dari hak setiap individu untuk bersekolah tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, atau golongan. Namun, ada beberapa perbedaan penting antara pendidikan di Jepang dan Indonesia.

Salah satunya adalah terkait ujian kenaikan kelas. Siswa SD dan SMP di Jepang akan tetap tinggal kelas dan tidak ada ujian kenaikan kelas. Penilaian dilakukan melalui ulangan harian yang menguji pemahaman siswa.

Di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Jepang, kemajuan siswa akan dilaporkan kepada orang tua di setiap akhir masa sekolah dalam bentuk rapor yang menyampaikan acuan norma dan kriteria.

Perbedaan lainnya terletak pada seleksi masuk sekolah menengah atas di mana Jepang menerapkan ujian masuk sekolah menengah atas. Di Indonesia, siswa baru SMA diterima melalui Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang melakukan seleksi melalui jalur tertentu.

 

 

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

madingmu-white

Madingmu adalah portal digital ajang kreasi dan edukasi anak muda Indonesia.
Dibangun oleh PT Madingmu Sukses Bersama sebagai inisiasi kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

madingmu-white

Madingmu adalah portal digital ajang kreasi dan edukasi anak muda Indonesia. Dibangun oleh PT Madingmu Sukses Bersama sebagai inisiasi kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.