Madingmu.com – Mahasiswa Indonesia selalu menghasilkan penemuan-penemuan terbaru. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah Gunung Anyar, Surabaya, kembali menciptakan inovasi baru.
Scalextric By Bike merupakan alat canggih yang dikembangkan oleh FatimatuS Zahro, wakil ketua kelompok KKN 33 sekaligus mahasiswa program studi Akuntansi bersama timnya. Dengan memanfaatkan teknologi, alat ini dikembangkan untuk memerangi pendekatan terapi fisik yang terutama bermanfaat bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
Selain itu, karena alat ini membantu ABK menyalurkan energi mereka melalui mengayuh sepeda, alat ini juga terbukti dapat membantu mencegah stres dan ledakan emosi pada ABK. Fatima dikutip mengatakan, “Alat ini dibuat untuk meredakan tantrum, melatih saraf motorik, serta memberikan fasilitas olahraga bagi anak-anak penyandang disabilitas,” dalam laman UM Surabaya, Jumat, 9 Januari 2023.
Sejarah Perkembangan Scalextric By Bike
Permasalahan yang ada di SMP Muhammadiyah 18 Surabaya menjadi pendorong terciptanya konsep Scalextric By Bike. Selain itu, sepeda ini didesain khusus untuk anak-anak penyandang disabilitas yang memiliki temperamen tinggi yang dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas.
Untuk menguji coba sepeda ini, Fatima dan rekan-rekannya juga mengikutsertakan murid-murid yang bukan ABK. Hasilnya, anak-anak berkebutuhan khusus yang mampu menyalurkan energinya dengan mengayuh sepeda menunjukkan bahwa Scalextric By Bike dapat membantu mereka terhindar dari stres dan temper tantrum.
Gadget ini memiliki layar LED P10 di samping sepeda, yang ketika dikayuh akan membuat seluruh layar berubah menjadi merah. Warna merah ini adalah energi yang dilepaskan pengguna.
Baca Juga: Revolusi Akademik: Alternatif Baru bagi Mahasiswa Tanpa Skripsi
Prosedur untuk Scalextric Dengan Sepeda
Penggunaan Scalextric By Bike sama seperti bersepeda, kecuali harus dikayuh karena tidak bisa berjalan. Roda gigi generator kecil akan bergerak saat Anda mengayuh sepeda, menghasilkan tegangan DC sekitar 10-20 volt.
Tegangan DC dari generator kecil kemudian dihubungkan ke step-down DC ke DC dengan rentang input 12 hingga 24 volt dan rentang output 5 volt. Selain itu, hasil ini akan diatur untuk mengaktifkan lampu LED tipe P10, yang dapat menyala secara bersamaan. Lampu tidak akan langsung menyala; lampu akan menyala selama 10 langkah.
Bel akan menyala untuk menandakan bahwa tugas menyalakan lampu telah selesai, lanjutnya. “Jadi semakin dikayuh, semakin banyak generator yang mengeluarkan tegangan dan lampu LED akan bergerak dari bawah ke atas hingga semuanya menyala,” jelasnya.
Fatima dan tim berharap dengan adanya sepeda ini, anak-anak yang sedang tantrum tidak akan mengganggu kelas atau proses belajar mengajar. Alat ini juga dapat menjadi sarana yang bermanfaat untuk berolahraga dan melatih saraf motorik.
Ia menambahkan, “Hal ini dilakukan agar suasana kelas tetap kondusif dan guru yang mendampingi tidak terganggu dengan tantrum anak-anak.”
Follow Juga : Instagram madingmu
-- adds--> -->
Leave a comment