Sabtu , 27 Juli 2024
Editor's PickHeadlineMading DigitalSerba SerbiTerpopuler

Frans Kaisiepo, Sang Pahlawan Dari Timur

Madingmu.com – Kemerdekaan Indonesia tentunya tidak lepas dari perjuangan para pahlawan. Banyaknya pahlawan nasional yang berjuang untuk memerdekakan negara tercinta kita ini, pasti ada pahlawan yang tidak kamu kenali. Salah satu pahlawan yang sering dilupakan adalah Frans Kaisiepo. Penasaran dengan Frans Kaisiepo? Berikut biodata singkat dan beberapa jasa yang pernah beliau lakukan.

20230812 064314

Coba kamu perhatikan dengan seksama pahlawan yang ada di uang kertas sepuluh ribu. Beliau adalah Frans Kaisiepo, orang pertama yang mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya di Papua pada 31 Agustus 1945. Frans Kaisiepo, pahlawan nasional yang lahir di Biak, 10 Oktober 1921 ini namanya mungkin terdengar asing ya, tapi jasanya tentu tidak kalah besar dari pahlawan nasional lainnya, khususnya untuk masyarakat Papua.

Beliau menjadi satu-satunya orang asli Papua yang terlibat dalam Konferensi Malino di Sulawesi Selatan pada Juli 1946. Di Konferensi tersebut ia menentang keras Belanda yang ingin menyatukan Papua dengan Maluku dan menjadikan Papua bagian dari Negara Indonesia Timur. Pada konferensi tersebut pula Frans menyarankan nama baru untuk Papua, yaitu ‘Irian’ yang berasal dari bahasa Biak. Namun, kata Irian dipolitisasi oleh kelompok nasionalis Indonesia di Papua sebagai akronim ‘Ikut Republik Indonesia Anti Nederland.’

Tidak sampai disitu, perjuangan Frans untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di tanah Papua masih berlanjut. Ia kemudian mendirikan Partai Indonesia Merdeka di Biak. Namun, perjuangannya harus terhenti karena ia dipenjarakan oleh Belanda dari tahun 1954-1961 akibat perlawanannya terhadap Belanda.

Kemudian pada tahun 1961 Frans mendirikan partai Irian Sebagian Indonesia (ISI). Partai yang memiliki tujuan menyatukan Papua dan Republik Indonesia ini didukung oleh Tiga Komando Rakyat (Trikora) yang dibentuk oleh Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961.

Dilansir dari tirto.id, hasil dari perundingan antara Indonesia dan Belanda yang biasa disebut dengan Perjanjian New York adalah Belanda harus menyerahkan Papua kepada Indonesia selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963.

Pada 31 Desember 1962 akhirnya bendera Belanda resmi diturunkan dan digantikan dengan bendera Merah Putih. Peristiwa penggantian bendera ini menjadi awal dari kekuasaan de jure Indonesia atas Papua di bawah pengawasan PBB.

Atas perjuangannya menyatukan Papua dengan Indonesia, Frans terpilih menjadi anggota parlemen untuk Papua pada pemilihan MPR tahun 1973 dan wakil untuk urusan Papua di Dewan Pertimbangan Agung pada tahun 1977.

Frans Kaisiepo meninggal dunia pada 10 April 1979. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura. Atas jasa-jasanya, Frans Kaisiepo dikenang dan diabadikan dalam uang kertas rupiah pecahan Rp10.000,00 emisi 2016. Frans juga diabadikan sebagai nama bandara di Biak dan nama kapal Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).

Penulis: Neisya Amalia Putri

Sumber: https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/merauke/id/, tirto.id, kompas.com

Follow Juga : Instagram madingmu

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

madingmu-white

Madingmu adalah portal digital ajang kreasi dan edukasi anak muda Indonesia.
Dibangun oleh PT Madingmu Sukses Bersama sebagai inisiasi kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

madingmu-white

Madingmu adalah portal digital ajang kreasi dan edukasi anak muda Indonesia. Dibangun oleh PT Madingmu Sukses Bersama sebagai inisiasi kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.