madingmu.com – Shalat adalah rukun agama dan ibadah wajib yang harus dilakukan oleh umat Islam. Meskipun Kamu sedang sakit dan lemah, umat Islam harus tetap melaksanakan salat.
Umumnya, mereka yang tidak dalam kondisi normal merasa lega dengan berdoa. Baik dengan duduk, berbaring, atau menggunakan isyarat dan hati, Allah SWT tidak pernah memberatkan umatnya dalam hal ibadah.
Rasulullah SAW bersabda bahwa shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab, sebagaimana sabdanya dalam sebuah hadis,
“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Maka, jika sholatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika sholatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari sholat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki sholat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari sholat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya,” (HR Tirmidzi).
Mengutip dari buku 17 Jalan Menggapai Mahkota Sufi, yang disusun oleh Muhammad Sholikhin, sebagian orang lalai dalam shalatnya. Hal ini disebutkan dalam surat Al Ma’un ayat 4 dan 5, Allah SWT berfirman:
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ
Arab Latin: Fa wailul lil-muṣallīn
Artinya: 4. “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat,
ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
Arab Latin: Allażīna hum ‘an ṣalātihim sāhụn
Artinya: 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,”
Makna kata lalai di atas bukanlah orang yang tidak shalat, melainkan orang yang shalat namun tidak dengan sepenuh hati. Amalan-amalan kebaikan tidak menyertai shalat mereka.
Jalaluddin Rakhmat, melalui buku Menyingkap Tabir Kegaiban, menjelaskan bahwa jika shalat kita tidak mendatangkan keridhaan, besar kemungkinan Allah SWT belum menerima amalan tersebut. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Pada hari kiamat nanti ada orang yang membawa sholatnya kepada Allah SWT, kemudian dia mempersembahkan sholat nya kepada Allah. Lalu sholatnya dilipat-lipat seperti dilipatnya pakaian yang kumal kemudian dibantingkan ke wajahnya. Allah tidak menerima sholatnya,”
Lantas, siapakah orang-orang yang shalatnya tidak diterima oleh Allah SWT? Berikut ini pembahasannya.
10 golongan yang shalatnya tidak diterima Allah SWT
Dalam kitab Nashaihul ‘Ibad Syarh Al Munabbihaat ‘Alal Isti’daad Li Yaumil Ma’aad karya Muhammad Nawawi bin ‘Umar Al-Jawi, ada sepuluh golongan orang yang tidak diterima shalatnya. Dalam kitab tersebut, disebutkan bahwa Nabi SAW pernah bersabda,
عشرة نفر لن يقبل الله تعالى صلاتهم
Artinya “Sepuluh orang yang shalatnya tidak diterima oleh Allah SWT,”
Nabi Muhammad merinci kelompok-kelompok tersebut satu per satu, antara lain sebagai berikut:
1. Orang yang shalat sendirian tanpa membaca surat Al Fatihah
2. Orang yang tidak mengeluarkan zakat
3. Orang yang mengimami shalat suatu kaum, sementara kaum itu membencinya
4. Seorang budak yang melarikan diri dari majikannya
5. Peminum arak, khamr, atau minuman yang memabukkan
6. Seorang istri yang bermalam sementara suaminya tidak ridha terhadapnya
7. Wanita merdeka yang salat tanpa memakai kerudung
8. Pemakan riba
9. Pemimpin yang menindas
10. Orang yang biasa melakukan shalat, namun shalatnya tidak dapat mencegah dirinya dari kekejian dan kemungkaran, sehingga ia semakin jauh dari Allah SWT.
Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas RA melalui sebuah hadits yang dikuatkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Misykat Al-Mashobiih, mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai tiga golongan yang tidak diterima shalatnya, yaitu
ثََلاثَةٌ لَا تَرْتَفِعُ صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ
Artinya : “Terdapat tiga kelompok yang sholatnya tidak terangkat meskipun hanya sejengkal dari atas kepalanya (tidak diterima oleh Allah SWT). Ketiga golongan tersebut pertama, orang yang mengimami sebuah kamu akan tetapi kaum itu membencinya. Kedua, istri yang tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya. Ketiga, dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan),” (HR Ibnu Majah)
Tanda-tanda Doa Seseorang Diterima Allah SWT
Merujuk pada buku Menyingkap Tirai Kegaiban, disebutkan beberapa tanda ketika doa seseorang diterima. Tanda-tanda ini didasarkan pada sebuah hadits qudsi yang berbunyi:
“Sesungguhnya Aku hanya akan menerima sholat orang-orang yang merendahkan dirinya karena kebesaran-Ku, menahan dirinya dari hawa nafsu karena Aku, yang mengisi sebagian waktu siangnya untuk berdzikir kepada-Ku, yang melazimkan hatinya untuk takut kepada-Ku, yang tidak sombong terhadap makhluk-Ku, yang memberi makan kepada orang yang lapar, yang memberi pakaian kepada orang yang telanjang, yang menyayangi orang yang terkena musibah, yang memberikan perlindungan kepada orang yang terasing. Kelak cahaya orang itu akan bersinar seperti cahaya matahari. Aku akan berikan cahaya ketika dia kegelapan. Aku akan berikan ilmu ketika dia tidak tahu. Aku akan lindungi dia dengan kebesaran-Ku. Aku akan suruh malaikat untuk menjaganya. Kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku akan segera menjawabnya. Kalau dia meminta kepada-Ku, Aku akan segera memenuhi permintaannya. Perumpamaannya di hadapan-Ku seperti perumpamaan firdaus,” (Kalimatullah Al-‘Ulya).
Demikianlah sepuluh golongan yang doanya tidak diterima oleh Allah beserta pembahasannya. Semoga kita tidak termasuk salah satunya, naudzubillah min dzalik?
-- adds--> -->
Leave a comment