Maidngmu.com – Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai macam suku dan ras, umumnya setiap suku dan ras memiliki standar kecantikan nya masing-masing. Seperti halnya Suku Mentawai yang ada di Sumatera Barat, para wanita di Suku Mentawai memiliki standar kecantikannya sendiri loh, yaitu gigi yang runcing atau biasa disebut juga kerik gigi.
Tradisi ini adalah tradisi turun temurun yang dijaga oleh Suku Mentawai. Tradisi kerik gigi dilakukan sebagai tanda bahwa mereka sudah beranjak dewasa. Masyarakat Suku Mentawai percaya jika sudah memiliki gigi runcing akan memiliki kebahagiaan dan ketenangan jiwa. Perempuan Mentawai yang memiliki gigi runcing juga akan dianggap memiliki nilai lebih.
Baca juga : Ekstrem! Suku Dani Memotong Jarinya Untuk Mengungkapkan Perasaan Berduka
Selain sebagai simbol kecantikan dan ketenangan jiwa, gigi runcing juga sangat erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat Suku Mentawai terhadap enam sifat buruk manusia yang sudah tertanam sejak dulu yang dikenal juga dengan sebutan Sad Ripu.
Sad Ripu itu terdiri dari Kama (Hawa nafsu), Krodha (Marah), Mada (Mabuk), Matsarya (Iri hati) dan Moha (Bingung). Proses peruncingan gigi inilah yang bisa membuat enam sifat buruk tersebut bisa dirasakan oleh manusia. Dalam proses peruncingan gigi ini, wanita diharapkan punya keteguhan dan kesabaran yang berlawanan sifat dari enam sifat buruk tersebut.
Proses pembuatan gigi runcing ini tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang loh. Biasanya kepala desalah yang mengikir gigi para perempuan Suku Mentawai. Proses ini juga sangat ekstrim dan menyakitkan. Untuk mendapatkan simbol kecantikan gigi runcing ini, para wanita dari Suku Mentawai harus menahan sakit saat proses peruncingannya. Karena pada saat proses peruncingan tidak dilakukan dengan obat bius.
Wanita yang melakukan proses peruncingan gigi ini harus menahan sakit cukup lama karena total gigi yang diruncing nggak cuman satu atau dua gigi saja melainkan 23 gigi. Selain itu, alat yang digunakan juga tidak menggunakan alat-alat modern. Alat yang digunakan sangat sederhana yaitu sepotong kayu atau besi yang sudah diasah dengan tajam. Jadi bisa dibayangkan kan betapa sakitnya kikir gigi ini.
Prosesnya yang sangat ekstrem dan menyakitkan ini bisa dinetralisir dengan pisang hijau yang masih mentah setelah prosesnya selesai dilakukan. Meski menyakitkan, para wanita dari Suku Mentawai masih kerap melanjutkan tradisi ini, loh.
Suku Mentawai menjunjung tinggi kesenian tubuh mereka. Bagi mereka, manusia memiliki arwah dan tubuh yang tidak akan binasa. Jadi jika mereka tidak merasa puas dengan penampilan fisiknya, hal itu akan berdampak besar bagi kesehatan jiwa mereka sendiri.
Baca Juga : Arti Warna Pada Tutup Botol Air Mineral Kemasan
Hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa Suku Mentawai memiliki tradisi yang berkaitan erat dengan seni. Contoh lainnya selain gigi runcing adalah Tato Mentawai, yang diketahui sebagai seni rajah tertua di dunia.
Tapi sayangnya tradisi ini sudah mulai ditinggalkan, karena dipengaruhi oleh faktor kebudayaan luar yang masuk, atau keputusan pribadi untuk tidak mengubah bentuk gigi. Prosesnya yang sakit juga menjadi pertimbangan banyak perempuan untuk tidak melakukan tradisi ini.
Itu dia penjelasan tentang kerik gigi yang biasa dilakukan oleh Suku Mentawai di Sumatera Barat. Tradisi kerik gigi ini jadi tanda bahwa setiap suku punya pandangannya masing-masing terkait kecantikan. Begitu juga dengan kita, kita nggak perlu mengikuti standar kecantikan orang lain. Kita selalu cantik dengan cara kita masing-masing.
Follow Juga : Instagram madingmu
Penulis : Fazila Ardelia Ramadhani
Sumber : https://id.theasianparent.com, https://www.idntimes.com, https://www.kompasiana.com, https://kumparan.com,https://egindo.com
Sumber foto: https://id.theasianparent.com, https://redaksibaru.id, https://pesonaindonesia.kompas.com
-- adds--> -->
Leave a comment