Pastinya pernah dengar dong dengan istilah loak, babe, awul-awul?? Yoiii, itu memiliki arti sepadan yang kurang lebih bermakna “barang bekas,” nah sekarang barang bekas ini trendnya muncul kembali, bahkan menjalar merasuki kalangan anak muda, biar kekinian dan terdengar gaul ala-ala anak Jaksel, istilahnya kini berganti menjadi thrift.
Salah satu pelaku thrifting atau berburu pakaian bekas import adalah cewek bernama Zhuriya, ia memiliki selera yang nggak umum, di saat remaja seusianya akan ngemall atau belanja pakaian di online shop, Zhuriya malah lebih tertarik dengan pakaian bekas yang masih layak pakai dan tentunya cocok dengan stylenya yang kadang agak mundur beberapa dekade.
Bahas sejarahnya dulu kali yah, biar makin mantep. jadi thrift ini berasal dari kosakata Bahasa Inggris yang kurang lebih artinya “menghemat,” dalam kasus ini kegiatannya dapat berupa menghemat pengeluaran untuk produk pakaian,dengan thrifting, ongkos yang dikeluarkan untuk beli pakaian akan lebih murah karena tidak memakan biaya proses produksi.
Pelaku thrifting tentunya memiliki keunikan tersendiri, karena statusnya sebagai barang secondhand, calon pembeli harus pintar-pintar memilih dan memilah pakaian dari mulai kondisi keutuhan pakaian, jahitan, sablonan, kancing, resleting, serta nego harga, karena meski barang bekas, kalau ada embel-embel vintage jatohnya bisa lebih mahal, alasannya karena sudah tidak diproduksi, ada moment khusus/spesial terlebih jika diproduksi dengan jumlah terbatas, limited edition lah istilahnya. “kalau pakai pakaian thrift itu, berasa beda aja, ga umum, jadi ga bakal pasaran,” jelasnya.
Untuk memenuhi hasratnya ngethrift, tak jarang cewek yang suka berdandan ala Kurt Cobain ini harus melakoni perjalanan hingga ke Gedebage, Kota Bandung. Ia berburu pakaian thrift biasanya tiga bulan sekali. Cewek berpostur tinggi ini berpendapat di Gedebage banyak lapak pakaian thrift dengan kualitas yang masih bagus, bisa didapat dengan harga miring, bahkan hampir rebahan saking miringnya.
Sebagai contoh nih gengs, satu potong pakaian import bekas layak pakai bisa dibawa pulang seharga RP25.000, menurutnya itu worth it, karena meski bekas jika pintar memadupadankannya akan kelihatan tetap modis.
Ia tidak merasa minder saat mengenakan pakaian thrift, yang terjadi justru sebaliknya, teman setongkrongannya malah ikut kepincut dengan pakaian thrift ini. bahkan saat Zhuriya akan hunting pakaian thrift, tak jarang temannya ikut nitip. Pas sampai di lapak tujuan ia akan melakukan live streaming, bila pakaian dirasa cocok dengan selera yang memesan, bisa langsung diangkut, “Dengan ngethrift kita bisa tetep tampil maksimal, bekas tapi berkelas, lumayan sekalian bisa buka jastip” tandasnya.
Penulis
Galuh Nestiya
12 IPA 1
SMAN 1 Pamanukan
-- adds--> -->