Madingmu.com – Tidak akan ada habisnya jika bicara tentang keberagaman tradisi dan budaya di Indonesia bahkan di dunia. Setiap suku, ras, dan agama pasti memiliki tradisi dan budaya beragam yang memiliki keunikan tersendiri di dalamnya. Salah satunya adalah ritual Ma’nene, tradisi yang dilakukan secara turun temurun oleh suku Toraja di Sumatra Selatan.
Tradisi mengganti kain mayat leluhur ini dilakukan 3 sampai 4 tahun sekali selama 1 minggu. Ritual Ma’nene sendiri merupakan ritual pembersihan mayat atau mumi leluhur dengan mengganti pakaian yang dikenakannya dengan tujuan mempererat silaturahmi sehingga keluarga yang berada di perantauan bisa menjenguk orang tua atau Nene To’dolo (nenek moyang) dan diyakini bahwa para leluhur akan memberi keberkahan pada keluarga atau kerabat yang masih hidup.
Baca Juga : Gigi Runcing Jadi Tolak Ukur Kecantikan Suku Mentawai
Biasanya ritual Ma’nene dilakukan serempak satu keluarga atau bahkan satu desa, sehingga acaranya berlangsung cukup panjang. Ritual ini dilaksanakan setelah musim panen yang biasanya terjadi di bulan Agustus, karena jika dilakukan sebelum masa panen dianggap bisa membawa sial bagi hasil panen, seperti sawah dan ladang yang akan mengalami kerusakan.
Pelaksanaan ritual Ma’nene pun tidak sembarangan, anggota keluarga yang masih hidup harus memenuhi beberapa syarat, salah satunya dengan mengorbankan setidaknya satu hewan yang biasanya adalah babi atau kerbau. Masyarakat Toraja sendiri mempunyai kepercayaan jika banyak hewan yang dikorbankan maka tingkat kehidupan abadi akan semakin lebih tinggi.
Tradisi diawali dengan berkumpulnya seluruh anggota keluarga yang melaksanakan ritual di Patane (sebuah rumah untuk menyimpan jenazah), setelahnya dilanjut dengan tertua desa atau Ne’tomina yang mulai melafalkan do’a untuk meminta berkah dari leluhur agar musim panen berjalan baik dalam bahasa Toraja Kuno sebelum mengeluarkan jenazah dari peti di Patane.
Baca Juga : Ekstrem! Suku Dani Memotong Jarinya Untuk Mengungkapkan Perasaan Berduka
Setelah pembersihan jenazah dari debu atau kotoran dan pakaian baru terpasang, jenazah dibungkus dan dimasukan kembali ke peti. Selain pakaian yang diganti, peti tempat menyimpan jenazah pun diganti pada tradisi Ma’nene ini. Keesokan harinya barulah pihak keluarga akan memotong hewan dan melaksanakan ibadah bersama. Jika ibadah sudah selesai kemudian peti jenazah dimasukan kembali ke Patane.
Ritual Ma’nene tidak hanya sekadar ritual mengganti pakaian jenazah leluhur saja, tetapi memiliki arti tersendiri di dalamnya. Adanya ritual ini menggambarkan bahwa ikatan antar anggota keluarga sangatlah penting bagi suku Toraja dan adanya ritual ini pun akan membuat anggota keluarga muda dapat mengenal leluhur mereka.
Penulis : Nabila Putri Pratiwi
Sumber : https://katadata.co.id/agung/berita/6329aeeb0e1fd/mengenal-tradisi-manene-ritual-khas-suku-toraja ; https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/manene-sebuah-prosesi-adat-bentuk-penghormatan-terhadap-para-leluhur/
Sumber Foto : https://pin.it/3lN1LOo
-- adds--> -->
Leave a comment