madingmu.com – Di usianya yang masih 15 tahun, Dyah Ayu Ardhana Reswari berhasil masuk Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) 2023.
Sebelum berhasil menyandang status sebagai mahasiswa FK UI, Dyah sempat gagal dalam Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
Namun, kegagalan di SNBP justru mendorongnya untuk melanjutkan pendidikan di FKUI. Bagi Dyah, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda selama tidak berhenti berusaha.
Masuk sekolah dasar pada usia 4 tahun 10 bulan
Sebagai murid termuda, Dyah sudah terbiasa dengan kedisiplinan sejak kecil.
Dyah masuk SD di usia yang masih sangat belia, yaitu 4 tahun 10 bulan. Ia juga mengikuti program kelas akselerasi sehingga dapat menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama hanya dalam waktu 2 tahun.
Latihan soal dan materi pelajaran yang tidak dimengertinya menjadi “makanan” sehari-hari.
“Saya sering mengerjakan latihan soal, mengikuti tryout, dan review hasil ujian. Review ini yang paling penting karena dengan melihat di mana letak kesalahan saya saat latihan atau tryout, saya bisa mempelajari kembali materi yang belum saya pahami,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Ketekunan Dyah dalam belajar tidak lepas dari cita-citanya yang sejak kecil ingin menjadi dokter dan tertarik dengan FKUI. Dyah yang berasal dari SMAN 1 Cileungsi, Bogor ini mengatakan ketertarikannya terhadap FKUI berawal dari materi sejarah tentang fakultas ini yang ia pelajari di sekolah dasar.
Saat itu, gurunya bercerita tentang STOVIA, cikal bakal FKUI dan merupakan sekolah kedokteran pertama dan tertua di Indonesia.
Ia pun mencari informasi terkait FKUI melalui keluarga, lingkungan sekitar, dan siaran televisi.
Saat SMA, ia mulai mencari tahu tentang perkuliahan di UI melalui testimoni di media sosial. Ia juga mendapatkan informasi lebih lanjut dari mahasiswa UI yang mengadakan kegiatan Expo Campus di sekolahnya.
Setelah melihat reputasi FKUI yang konsisten mencetak lulusan berkualitas, ditambah lagi UI memiliki fasilitas penunjang pembelajaran dan penelitian yang lengkap, Dyah semakin yakin untuk memilih FKUI sebagai tempat pendidikannya.
“Dulu, banyak yang bilang cita-cita saya untuk masuk FKUI terlalu idealis dan tidak realistis. Namun, Alhamdulillah, berkat dukungan orang tua dan teman-teman, saya memberanikan diri untuk memilih FKUI dalam SNMPTN. Walaupun nilai tryout saya masih kurang, saya tetap berusaha dan berhasil. Jadi, tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mau berusaha dan percaya!” ujar Dyah.
Meski begitu, Dyah tidak hanya berkonsentrasi pada bidang akademik saja, tetapi juga menyeimbangkannya dengan kegiatan non-akademik.
Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris 1 MPK SMAN 1 Cileungsi, Ketua Umum Komunitas MPK Kabupaten Bogor, dan Sekretaris Komisi Kaderisasi Forum MPK Jawa Barat.
Dia juga berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti Band Music, Rohis Japanese Club, dan English Club.
Dyah juga pernah memenangkan Cendana English Spelling Bee Competition dan lolos sebagai Duta Hukum-HAM Jawa Barat.
Melalui organisasi dan kompetisi tersebut, Dyah mengembangkan kemampuannya dalam bekerja sama dalam tim, berinteraksi dengan orang lain, mengambil keputusan, dan mengembangkan relasi.
Dyah berharap kesempatan yang ia dapatkan di sekolah dapat terus berlanjut saat kuliah di FKUI. Ia ingin berkontribusi dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat mengharumkan nama UI, seperti memenangkan kompetisi.
“Saya ingin menyeimbangkan antara kegiatan akademik dan non-akademik serta mengembangkan minat dan relasi dengan mengikuti organisasi/UKM di UI. Selain itu, saya berharap FKUI dapat menjadi tempat menimba ilmu dan membantu saya mewujudkan cita-cita saya sebagai dokter yang dapat mengimplementasikan ilmu untuk memajukan dunia kesehatan di Indonesia,” ujar Dyah.
-- adds--> -->
Leave a comment