Sejarah Perang Baratayuda
Madingmu.com – Perang Batarayuda merupakan puncak cerita dari konflik antara Pandawa yang dipimpin oleh Puntadewa atau Yudistira dengan Kurawa yang dipimpin oleh Duryudana.
Benih-benih konflik antara Pandawa dan Kurawa telah ditanam sejak orang tua mereka masih kecil. Alkisah, Pandu, ayah para Pandawa, membawa tiga orang putri dari tiga negara yang berbeda: Kunti, Gendari, dan Madrim.
Destarasta, saudaranya yang buta, ditawari salah satu dari ketiga putri tersebut. Destarasta memilih Putri Gendari karena ia berpikir bahwa Putri Gendari dapat memiliki banyak keturunan. Putri Gendari jelas terluka dan patah hati dengan pernyataan Destarasta. Gendari bersumpah bahwa keturunannya akan menjadi musuh bebuyutan Pandu. Keturunan Pandu selalu menjadi incaran para sepupunya, para Kurawa, setelah ia meninggal.
Yudhistira, kakak tertua Pandawa, hanya meminta 5 desa untuk diberikan kepada Pandawa, bukan seluruh wilayah Amarta. Namun Kurawa menolak untuk memberikan satu jengkal pun wilayah kepada Pandawa. Akhirnya, keputusan pun diambil dan terjadilah perang Baratayuda yang tak terhindarkan. Perang Baratayuda sangat parah sehingga banyak ksatria dari kedua belah pihak yang gugur di medan perang di dataran Kurukshetra.
Pada akhir konflik, hanya tersisa beberapa ksatria saja, terutama kelima Pandawa, Yuyutsu, Kripa, Setyaki, Kritawarma, dan Aswatama.
Meskipun banyak ksatria yang gugur di medan perang, kubu Pandawa berhasil memenangkan perang Baratayudha. Yudhistira dinobatkan sebagai raja Hastinapura setelah perang berakhir.
Sejarah perang Baratayuda sebenarnya cukup panjang. Namun, uraian ringkas ini telah berhasil menggambarkan awal dan akhir perang Baratayudha secara keseluruhan.
-- adds--> -->
Leave a comment