Madingmu.com Aktor Korea Selatan, Park Min Jae meninggal dunia pada usia 32 tahun akibat mengalami henti jantung mendadak pada Jumat (29/11/2024) saat bepergian ke China.
Kabar meninggalnya Park Min Jae dikonfirmasi oleh perwakilan agensinya Big Title.
“Itu sangat tiba-tiba dan sangat mengejutkan. Min-jae, masih banyak yang ingin kita katakan dan lakukan bersama,” Isi pernyataan agensinya terkait kabar duka tersebut.
Park Min Jae dikenal sebagai aktor sejumlah drama, seperti Mr. Lee (2021), Tomorrow (2022), Little Women (2022), The Fabulous (2022), Payback (2023), Call It Love (2023), Bo-ra! Deborah (2023), Numbers (2023), Korea–Khitan War (2023), dan Snap and Spark (2023).
Upacara pemakamannya akan diadakan di Rumah Sakit Universitas Wanita Ewha Seoul pada 4 Desember 2024.
Berkaca dari kejadian yang menimpa Park Min Jae, bagaimana sih gejala, penyebab, faktor risiko, dan cara menangani henti jantung mendadak? Berikut informasinya.
Baca Juga: Waspada! Kini Penyakit Lansia Marak Diderita Oleh Anak Muda
Henti Jantung Mendadak
Henti jantung mendadak (HJM) atau sudden cardiac arrest (SCA) merupakan kondisi aktivitas normal jantung yang berhenti tiba-tiba karena mengalami masalah jantung.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), gangguan silent killer ini terjadi ketika aktivitas listrik dan pompa jantung mendadak berhenti sehingga sistem sirkulasi kolaps.
Jantung memiliki sistem listrik yang mengendalikan laju dan irama detak jantung. Ketika sistem kelistrikan jantung tidak berfungsi, detak jantung menjadi tidak teratur.
Kondisi ini dapat menyebabkan jantung berhenti memompa darah ke tubuh sehingga terjadi henti jantung mendadak.
Henti jantung mendadak beda dari serangan jantung. Serangan jantung terjadi saat aliran darah ke jantung tersumbat. Selama serangan jantung, jantung biasanya tidak mendadak berhenti. Namun, jantung tiba-tiba berhenti berdetak saat mengalami henti jantung.
Selama jantung berhenti memompa darah, organ dan seluruh tubuh berisiko mati dalam hitungan detik. Pasalnya, tubuh butuh oksigen saat aliran darah terhenti.
Penderita henti jantung mendadak akan tiba-tiba mengalami hilang kesadaran dan terjatuh. Hal ini biasanya dialami orang yang mendadak jatuh di tempat umum atau fasilitas olahraga.
Penyebab Henti Jantung Mendadak
Henti jantung mendadak paling sering terjadi akibat penyakit jantung koroner. Orang yang punya kelainan bawaan, infeksi jantung, dan kardiomiopati juga berisiko mengalaminya.
Dilansir dari laman Medline Plus, henti jantung mendadak juga disebabkan fibrilasi ventrikel, penyakit arteri koroner, stres fisik, kondisi pernapasan, sindrom tertentu, serta perubahan struktur jantung.
Kondisi ini pun bisa disebabkan serangan jantung, gagal jantung, narkoba dan obat medis, toksin, cedera parah, penyakit menular, serta aktivitas fisik ekstrem atau kehilangan darah.
Di sisi lain, orang yang belum memiliki riwayat masalah jantung maupun melakukan aktivitas fisik dan olahraga berat berpotensi mengalami henti jantung mendadak.
Faktor Risiko Henti Jantung
Berikut ini karakteristik lain dari orang yang berisiko mengalami henti jantung mendadak:
- Berusia lanjut terutama umur 50-60 tahun.
- Laki-laki.
- Berkulit hitam atau Afrika-Amerika.
- Penderita diabetes, hipertensi, penyakit ginjal kronis, obesitas.
- Memiliki riwayat detak jantung yang tidak teratur (aritmia) .
- Memiliki riwayat pribadi atau keluarga mengalami henti jantung mendadak atau penyakit jantung lainnya.
- Menggunakan narkoba atau alcohol.
- Kadar kalium atau magnesium rendah.
- Gangguan tidur.
- Memiliki riwayat pingsan.
Baca Juga: Mudah Di Tiru! Ini Dia 6 Rahasia Kesehatan dari Orang Jepang
Gejala Henti Jantung
Dilansir dari laman Mayo Clinic, berikut ini sejumlah gejala yang bisa dialami penderita henti jantung mendadak:
- Rasa tidak nyaman di dada.
- Sesak napas.
- Tubuh melemah.
- Jantung berdetak cepat, berdebar-debar atau palpitasi.
- Tiba-tiba jatuh.
- Tidak ada denyut nadi.
- Tidak bernafas.
- Kehilangan kesadaran.
- Pusing.
- Mual dan muntah.
Bila henti jantung mendadak tidak segera dipulihkan, maka akan berpotensi terjadi komplikasi termasuk kerusakan otak dan kematian.
Penanganan Saat Henti Jantung Mendadak
Orang yang mengalami henti jantung mendadak harus segera dibawa ke rumah sakit. Sebagai penanganan pertama, penderita bisa diberikan resusitasi jantung paru (CPR).
CPR dilakukan dengan cara menekan dada seseorang dengan kuat dan cepat, sekitar 100 hingga 120 kali kompresi per menit. Kemudian, periksa jalan napas penderita. Berikan napas buatan setelah setiap 30 kali kompresi.
Selain itu, orang di sekitar penderita juga harus segera menghubungi layanan medis darurat. Kemudian, pasien akan mendapatkan alat defibrilator eksternal otomatis dari tenaga medis.
Henti jantung mendadak harus segera ditangani di rumah sakit dengan defibrilator atau alat yang mengirimkan kejutan listrik ke jantung.
Jika pasien selamat dari kondisi tersebut, dia akan menjalani pemeriksaan, perawatan, dan pengboatan lanjutan di rumah sakit.
Henti jantung mendadak dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan mengobati risiko penyebab gangguan tersebut. Tes medis pun perlu dilakukan untuk memastikan kesehatan.
Follow Juga : Instagram madingmu
-- adds--> -->
Leave a comment