Sabtu , 27 Juli 2024
Serba SerbiHeadline

Pancasila: Mengungkap Sejarah dan Inspirasi dari Hari Kesaktian 1 Oktober

hari pancasila
Sumber: freepik/ancha

Madingmu.com – Pancasila setiap tahun pada tanggal 1 Oktober, masyarakat Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Hari ini sangat penting dalam sejarah Indonesia karena menandai salah satu tonggak penting Gerakan 30 September.

Peristiwa penting pada tanggal 30 September 1965 menguji Pancasila sebagai dasar negara. Menurut versi pemerintah Orde Baru, pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan upaya untuk menggantikan Pancasila dengan filosofi yang berbeda. Oleh karena itu, sehari setelah peristiwa G30S/PKI diakui sebagai Hari Kesaktian Pancasila di seluruh Indonesia. Apakah Anda memahami latar belakang dari peringatan ini? Berikut ini adalah penjelasannya.

Sejarah Hari Kesaktian Pancasila

Kisah ini bermula pada malam hari tanggal 30 September 1965, ketika beberapa personil militer diculik dan dibunuh. Ada diskusi yang sedang berlangsung di kalangan akademisi mengenai siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut, yang juga dikenal sebagai Gerakan 30 September, dan apa motivasi mereka. Hairul Amren Samosir SSos, MPd mengklaim dalam bukunya Pancasila bahwa pada masa itu, organisasi-organisasi keagamaan dan penguasa militer menyebarkan desas-desus bahwa peristiwa tersebut merupakan upaya PKI untuk mengubah asas-asas Pancasila menjadi ajaran komunis. Kecuali Perre Andreas Tendean yang berada di kediaman Jenderal TNI AH Nasution dan salah tangkap, kelompok PKI melakukan penculikan dengan mendatangi rumah masing-masing korban.

Pasukan PKI bersikeras menjemput para korban dengan dalih bahwa mereka telah dipanggil oleh Presiden Soekarno padahal tidak. Mereka mengidentifikasikan diri sebagai Pasukan Pengawal Istana (Cakrabirawa). Pierre Andreas Tendean, Sutoyo Siswomiharjo, S. Parman, dan R. Soeprapto juga masih hidup saat itu. Mereka kemudian dibawa ke sebuah markas di daerah Pondok Gede, Jakarta Timur. Keempat personel Angkatan Darat tersebut tewas saat tiba di markas, dan jenazah mereka dimasukkan ke dalam sumur bobrok berdiameter 75 cm dan kedalaman 12 meter.

MT Haryono, DI Pandjaitan, dan Ahmad Yani ditembak di dalam kediaman masing-masing. Sumur tua yang sama, yang kemudian dikenal dengan nama Lubang Buaya, kemudian digunakan untuk menempatkan mayat-mayat mereka. Pada tanggal 4 Oktober 1965, jasad-jasad tersebut kemudian ditemukan. Jenazah ketujuh anggota TNI tersebut ditemukan dan dimakamkan secara kenegaraan. Mereka ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi dan dimakamkan pada tanggal 5 Oktober di Taman Makam Pahlawan di Kalibata, Jakarta. Peristiwa 30 September mengejutkan dan membuat marah penduduk Indonesia. Masyarakat merasa bahwa peristiwa ini membahayakan falsafah Pancasila selain membuat marah pemerintah dan militer.

Maka, pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarkan instruksi kepada Letnan Jenderal Soeharto yang dikenal dengan Supersemar atau Surat Perintah 11 Maret. Soeharto mengambil alih komando Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban sebagai hasil dari surat ini, dan dia diberi wewenang penuh untuk mengambil tindakan apa pun yang “dianggap perlu” untuk merongrong keamanan dan stabilitas pemerintah selama periode rekonstruksi setelah G30S/PKI. Setelah peristiwa 30 September, Soeharto mendeklarasikan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila, dan semua personel Angkatan Darat diwajibkan untuk merayakannya. Seluruh rakyat Indonesia diwajibkan untuk berpartisipasi dalam perayaan tersebut setelah Soeharto terpilih sebagai presiden.

Atas dasar Surat Keputusan No. 153 tahun 1967, yang dikeluarkan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 27 September 1967, masyarakat secara keseluruhan diwajibkan untuk memperingati tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Hari yang dikenal sebagai Hari Kesaktian Pancasila ini diperingati untuk mengenang tujuh orang anggota TNI Angkatan Darat yang gugur dalam peristiwa 30 September 1965 di Lubang Buaya. Tujuh anggota TNI tersebut terdiri dari enam jenderal dan satu kapten:

  1. Ahmad Yani, Jenderal TNI (Anumerta)
  2. Letnan Jenderal TNI (Anumerta) R. Soeprapto, TNI (Anumerta)
  3. Parman, Letnan Jenderal TNI (Anumerta)
  4. Mayjen TNI M.T. Haryono (Anumerta)
  5. Mayjen TNI (Anumerta) D.I. Pandjaitan, Mayjen TNI (Anumerta)
  6. Mayjen TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen TNI (Anumerta)
  7. Kapten Czi Pierre Andreas Tendean (Anumerta)

Peringatan 1 Oktober

Setiap tanggal 1 Oktober, masyarakat memperingati Hari Kesaktian Pancasila untuk lebih memahami sejarah Indonesia. Menurut kutipan dari buku Mengenal Orde Baru karya Dhianita Kusuma Pertiwi, pemerintah melakukan hal ini semata-mata untuk memastikan bahwa peristiwa tersebut dikenang sebagai katalisator penghancuran Pancasila oleh PKI. Kemudian, dengan menghancurkan musuh bangsa, komunisme, Orde Baru menggunakan seluruh kekuatannya untuk menyalakan kembali api kekuatan Pancasila.

Keharusan untuk melakukan upacara bagi seluruh rakyat Indonesia memperdalam dasar dari ide ini. Upacara bendera untuk Hari Kesaktian Pancasila diadakan pada tanggal 30 September dan 1 Oktober. Ritual ini dilakukan setiap tanggal 30 September dengan membawa bendera setengah tiang untuk mengenang para jenderal yang gugur dalam Gerakan 30 September. Bendera tersebut kemudian dinaikkan ke puncak tiang pada hari kedua tanggal 1 Oktober sebagai simbol kemenangan Orde Baru atas komunisme dan sebagai bagian dari upaya untuk menegakkan kesaktian Pancasila. Kebiasaan lain yang diamati dalam upacara ini adalah pengawas upacara mengintegrasikan narasi sejarah Gerakan 30 September ke dalam amanatnya. Inilah yang melatarbelakangi peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober.

Follow Juga : Instagram madingmu

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

madingmu-white

Madingmu adalah portal digital ajang kreasi dan edukasi anak muda Indonesia.
Dibangun oleh PT Madingmu Sukses Bersama sebagai inisiasi kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

madingmu-white

Madingmu adalah portal digital ajang kreasi dan edukasi anak muda Indonesia. Dibangun oleh PT Madingmu Sukses Bersama sebagai inisiasi kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.