Sabtu , 27 Juli 2024
Serba SerbiHeadline

Hari Sarjana Nasional: 29 September dan Fakta-fakta Unik di Balik Inisiasi Kemdikbud

hari sarjana

Madingmu.com Hari Sarjana Nasional 29 September Akun Twitter Kementerian Pendidikan mencuit, yang merupakan Hari Sarjana Nasional yang pertama. Berikut adalah beberapa detail menarik tentang hal tersebut.

Menurut SMK Mardhotillah, Kemdikbud pada saat itu adalah pihak yang pertama kali mengumumkan Hari Sarjana Nasional melalui akun Twitter-nya. “Selamat Hari Sarjana Nasional,” kata Kemdikbud dalam salah satu pesan yang disampaikan di platform jejaring sosial ini. Pernyataan ini memicu gerakan di kalangan institusi pendidikan Indonesia untuk ikut serta dalam perayaan Hari Sarjana Nasional. Selain itu, sebagai hasil dari artikel ini, terlihat bahwa para pengguna Twitter aktif menggunakan tagar #HariSarjanaNasional, yang pada akhirnya menjadi populer di media sosial, khususnya Twitter. Menurut situs web ITS, dasar historis dari acara ini tidak dapat diandalkan. Berdasarkan hal ini, kemungkinan besar acara Hari Sarjana Nasional pada dasarnya adalah kampanye media sosial dengan menggunakan tagar #HariSarjanaNasional.

Fakta-fakta Menarik tentang Sarjana

Sejarah kata ‘Sarjana’

Kata “sarjana”, menurut situs web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berasal dari bahasa Sansekerta kuno “sravaka”. Seorang murid atau pengikut seorang guru atau pemimpin spiritual disebut sebagai “sravaka.” Seseorang yang mempelajari dan berbagi agama, filsafat, dan ajaran spiritual disebut sebagai “sravaka.”

‘Sravaka’ berubah menjadi ‘cendekiawan’ di bawah Kekaisaran Hindu-Buddha di nusantara. Definisi ini kemudian diperluas untuk mencakup orang-orang dengan pengetahuan yang luas dan mendalam dalam berbagai bidang, termasuk tidak hanya sastra, hukum, dan ilmu pengetahuan, tetapi juga filsafat, agama, dan spiritualitas. Sarjana adalah pemikir yang terhormat. Istilah “sarjana” sekarang mengacu pada mereka yang telah memperoleh gelar sarjana dalam berbagai disiplin ilmu, yang merupakan kualifikasi penting di tempat kerja.

Sarjana pertama di Indonesia

Raden Mas (RM) Panji Sosrokartono atau yang lebih dikenal dengan nama RMP Sosrokartono merupakan sarjana Indonesia pertama yang meraih gelar dari kampus Leiden, Belanda. Pria yang akrab disapa Kartono ini adalah kakak dari pahlawan RA Kartini. Bagian ini diambil dari buku “Orang Indonesia di Universitas Leiden” karya Harry A. Poeze, “Di Negeri Penjajah: Indonesians in the Netherlands 1600-1950,” dan kontribusi dari Cees van Dijk dan Inge van der Meulen dalam buku “Leiden Oriental Connections 1850-1940,” yang diedit oleh Willem Otterspeer.

Seperti diketahui, Sosrokartono adalah pelopor atau orang Indonesia pertama yang belajar di Belanda. Setelah Kartono, lebih banyak lagi mahasiswa Indonesia yang tiba di Universitas Leiden. Putra Bupati Jepara, Sosrokartono, lahir pada tahun 1877 dan bersekolah di Hoogere Burgerschool (HBS), sebuah sekolah menengah di Semarang untuk siswa elit Belanda, Eropa, Cina, dan pribumi.

Setelah menyelesaikan lima tahun sekolah menengah, Kartono melanjutkan studinya di Universitas Leiden dan meraih gelar doktor di de Oostersche Taalen.

Kartono bekerja sebagai jurnalis untuk menghidupi dirinya sendiri selama menjadi mahasiswa, seperti kebanyakan mahasiswa lainnya yang memiliki pekerjaan paruh waktu. Seperti yang dicatat dalam buku “Bunga Rampai: Sikap Hidup Drs RMP Sosrokartono,” yang ditulis oleh Moesseno Kartono, “Kemampuan Kartono-yang merupakan seorang poliglot yang menguasai 26 bahasa asing dan 10 bahasa daerah di Indonesia-juga ditunjang oleh pekerjaannya sebagai wartawan.”,

Setelah dimulainya Perang Dunia I, Kartono mulai bekerja sebagai koresponden untuk surat kabar Amerika, termasuk New York Herald (Tribune). Sementara itu, ia juga sering melaporkan apa yang dikatakan pers Rusia tentang konflik di front timur untuk surat kabar De Telegraaf. Raden Bonang adalah nama pena Kartono.

Kartono bekerja sebagai penerjemah untuk Liga Bangsa-Bangsa setelah perang; Liga Bangsa-Bangsa pada akhirnya digantikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Menurut Ensiklopedia Pelajar dan Umum karya Gamal Komandoko, Sosrokartono, Ir Soekarno, Dr Samsi, Sunario, Soewandi, Usman Sastroamijoyo, dan Iskandar Kartomenggolo berinisiatif mendirikan sekolah Tamansiswa, Nationale Middelbare School di Bandung pada tahun 1927.

 

Dapatkan notifikasi berita terkini setiap hari dan update berita pilihan dari Madingmu.com.

Follow Juga : Instagram madingmu

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

madingmu-white

Madingmu adalah portal digital ajang kreasi dan edukasi anak muda Indonesia.
Dibangun oleh PT Madingmu Sukses Bersama sebagai inisiasi kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

madingmu-white

Madingmu adalah portal digital ajang kreasi dan edukasi anak muda Indonesia. Dibangun oleh PT Madingmu Sukses Bersama sebagai inisiasi kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.