Sabtu , 27 Juli 2024
Editor's PickHeadlineSerba SerbiTerpopuler

Bukan PLTU Ini Penyebab Utama Polusi Udara Jakarta!

20230824104329 fpdl.in wide angle shot white smoke coming out nuclear plants 181624 14959 large
Sumber: freepik/wirestock

Madingmu.com PLTU batu bara disalahkan atas buruknya kualitas udara di Jakarta, tapi sebenarnya penyebab utama adalah kendaraan bermotor. Menurut Menteri LHK Siti Nurbaya, sektor transportasi adalah pengguna bahan bakar terbesar di Jakarta, berkontribusi 44% terhadap penggunaan bahan bakar. Emisi CO terbesar berasal dari sektor transportasi (96,36%), diikuti pembangkit listrik (1,76%) dan industri (1,25%).
Sepeda motor menciptakan beban pencemaran per penumpang tertinggi dibandingkan mobil pribadi bensin, mobil pribadi solar, mobil penumpang, dan bus. Dalam populasi kendaraan bermotor di DKI Jakarta, sepeda motor mencapai 78% (24,5 juta kendaraan) dengan pertumbuhan 1.046.837 sepeda motor per tahun.

Namun, dalam hal emisi Sulfur Dioksida (SO2), sektor industri manufaktur adalah kontributor utama dengan 2.631 ton per tahun (61,9%). Industri energi menduduki posisi kedua dengan 1.071 ton per tahun (25,17%). Emisi SO2 dari kendaraan bermotor hanya 11%, sekitar 493 ton per tahun.

Laporan itu membantah dugaan bahwa polusi udara berasal dari PLTU Suralaya di Cilegon, Provinsi Banten, dengan menyatakan bahwa analisis pemantauan tahun 2019 menunjukkan bahwa pencemaran tidak bergerak ke Jakarta, tetapi ke Selat Sunda.

Pejabat Buka Suara tentang Polusi Udara di Indonesia:

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, menjelaskan bahwa polusi udara terjadi akibat kemarau panjang, konsentrasi polutan, serta emisi dari transportasi dan industri. Penyebab utama polusi udara adalah kendaraan bermotor, dengan 24,5 juta kendaraan pada 2022, di mana 19,2 juta di antaranya adalah sepeda motor.

Siti menolak kabar tentang polusi udara berasal dari PLTU Suralaya, Cilegon. Analisis menunjukkan bahwa pencemaran udara tidak bergerak ke Jakarta, melainkan ke Selat Sunda. Peningkatan polusi di Jabodetabek juga disoroti oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang menegaskan bahwa 75% zat berbahaya PM2,5 berasal dari kendaraan, bukan dari PLTU.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa upaya peningkatan kualitas udara di Jabodetabek fokus pada transportasi, industri, pembangkit listrik, dan lingkungan. Langkah-langkah mencakup modifikasi cuaca, pembersih polusi untuk PLTU, penggunaan transportasi publik, dan percepatan kendaraan listrik.

Dapatkan notifikasi berita terkini setiap hari dan update berita pilihan dari Madingmu.com.

Follow Juga : Instagram madingmu

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

madingmu-white

Madingmu adalah portal digital ajang kreasi dan edukasi anak muda Indonesia.
Dibangun oleh PT Madingmu Sukses Bersama sebagai inisiasi kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

madingmu-white

Madingmu adalah portal digital ajang kreasi dan edukasi anak muda Indonesia. Dibangun oleh PT Madingmu Sukses Bersama sebagai inisiasi kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.