Madingmu.com – Pada sidang pemungutan suara di Parlemen Selandia Baru, Kamis (14/11), suasana kian memanas setelah anggota suku Māori melakukan tarian haka sebagai bentuk protes. Tarian tradisional ini dipimpin oleh anggota parlemen Te Pāti Māori, termasuk Hana-Rawhiti Maipi-Clarke, yang bahkan menyalin salinan RUU kontroversial yang sedang dibahas.
@aljazeeraenglish NewZealand’s parliament was interrupted by #Maori politicians who performed a haka to protest against a vote on a contentious new bill affecting Indigenous Maori rights. #news
RUU yang diajukan oleh Partai Libertarian Act tersebut bertujuan untuk mengkaji ulang perjanjian Waitangi, yang telah berusia 184 tahun dan menjadi landasan hak-hak suku Māori. Hal ini menyebabkan banyak pihak khawatir RUU ini akan mengancam prinsip-prinsip penting yang selama ini melindungi hak masyarakat Māori.
Baca Juga: Permasalahan Sampah dan Dampaknya bagi Lingkungan
Protes ini tidak hanya terjadi di dalam parlemen, akan tetapi melibatkan ribuan warga yang melakukan pawai atau hīkoi selama sembilan hari menuju gedung parlemen sebagai bentuk dari solidaritas. Selain itu, lebih dari 40 penasihat hukum ikut mengirimkan surat terbuka kepada Perdana Menteri Christopher Luxon dan Jaksa Agung Judith Collins, untuk mendesak agar RUU tersebut dibatalkan.
Meski didukung oleh Partai Act dan Partai Nasional, banyak sari anggota Partai Nasional serta New Zealand First yang menolak RUU ini, dan membuat masa sebelumnya semakin tidak pasti. Saat ini, RUU tersebut akan menjalani proses dengar pendapat selama enam bulan untuk mengumpulkan masukan dari masyarakat sebelum memutuskan lebih lanjut.
Follow Juga : Instagram madingmu
-- adds--> -->
Leave a comment