Sabtu , 21 September 2024
Editor's PickHeadlineRuang SiswaTerpopuler

Situasi Perkotaan Saat Masa Kolonial

masa kolonialisme di medan 169

Madingmu.com – Sebagian besar kota-kota di Indonesia tercipta karena era atau masa kolonialisme dan imperialisme.Hal ini dibuktikan dengan pembangunan infrastruktur yang memudahkan kepentingan ekonomi dan politik negara seperti induk rel kereta api, perluasan dan pembuatan jalan, jaringan hubungan air sungai dan pantai diubah oleh pemerintah kolonial. Kota kolonial pada awalnya dibangun untuk melengkapi fasilitas hidup yang nyaman dan lengkap bagi pihak kolonialis. Jika Sobat Literasi pernah berkeliling Kota Bandung, kita dapat melihat masih banyak jejak peninggalan bangsa Belanda dalam bentuk bangunan yang hingga detik ini masih digunakan sesuai fungsi awalnya. Kota Bandung pada masa pemerintah kolonial menjadi salah satu gemeente (pemerintah kota). Pada pertengahan abad ke-20 Provinsi Jawa Barat oleh pemerintah kolonial membentuk lima karesidenan dengan ibu kotanya Batavia. Provinsi Jawa Barat pada masa pemerintah kolonial abad ke-20, wilayahnya terdiri dari 5 karesidenan, 18 kabupaten dan kota praja (stadsgemeente). Ketika “Sarekat Perseroan Hindia Timur” (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau biasa disingkat dengan VOC didirikan pada 1602 topografi wilayah Asia menjadi semakin jelas. Dengan tujuannya untuk memperkuat diri dalam perdagangan di wilayah Asia, dibentuknya VOC adalah untuk menghadapi persaingan dengan bangsa Eropa lain seperti Portugal dan Spanyol. VOC mengawasi perdagangan Belanda di Indonesia, Sri Lanka, serta kawasan yang merentang dari Tanjung Harapan hingga Jepang.

Pada tanggal 30 Mei 1619 pasukan yang dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menyerang dan menghancurkan Kota Jayakarta. Penyerangan dilakukan karena pasukan dari Banten datang dan ingin mengusir orang-orang Belanda, namun pada akhirnya pasukan Banten kalah dan harus diusir oleh orang-orang Belanda. Setelah penyerangan di Jayakarta sukses, kekuasaan di Jayakarta sepenuhnya jatuh ke tangan Belanda. VOC kemudian segera membangun kota tersebut sebagai koloni pertama mereka di Pulau Jawa. Beberapa sumber menyebutkan tidak ada satupun bangunan yang tersisa pasca penyerbuan, sehingga orang-orang Belanda nyaris membangun kota baru yang bercirikan Eropa. Salah satu ciri kota yang dibangun oleh kolonial pada awal abad ke-17 adalah gaya bangunan Eropa yang mendominasi kawasan kota. Alasan kemudian orang-orang Belanda segera membangun benteng di Batavia adalah ketakutan orang-orang Belanda sendiri kepada penduduk pribumi, jika sewaktu-waktu akan menyerang orang-orang Belanda. Di sana orang-orang Belanda membangun benteng yang dinamakan Benteng Batavia. Mereka juga melakukan perencanaan yang mendetail saat membangun Batavia atau disebut dengan plan de Batavia.

Selain Batavia atau Jakarta terdapat kota lain yang juga dibangun oleh Belanda dari nol. Dilansir dari laman Kompas.com, ada 7 kota yang juga dibangun oleh Belanda dalam skala besar. Salah satunya yaitu Kota Salatiga, bisa dikatakan duplikat dari Negeri Belanda. Kota ini dibangun sebagai kota pemukiman untuk penduduk Eropa karena lokasinya tak jauh dan berada di antara Semarang dan Solo. Kota ini kemudian dijuluki sebagai “De Schoonste Van Midden Java” atau Kota Terindah di Tengah Jawa. Di era Belanda, jalanan kota ini juga tersusun rapi dengan pedestrian yang lebar dan jejeran pohon peneduh. Hal ini dilakukan Belanda guna menyesuaikan penduduk Belanda yang lebih senang berjalan kaki dan bersepeda agar bisa tetap nyaman dengan iklim tropis yang panas.

BACA JUGA  Eksplorasi 10 Teks Cerita Sejarah: Jenis, Struktur, dan Kisah Penuh Makna

Seiring dengan perkembangannya, ketika kongsi dagang VOC dibubarkan pada tahun 1799, tanah koloni Belanda di Indonesia akhirnya langsung dikelola oleh pemerintah Belanda. Perkembangan perencanaan kota semakin baik pada awal abad ke-19. Puncak dari perencanaan kota-kota di Hindia Belanda pada masa kolonial setelah disahkannya Undang-Undang Desentralisasi pada tahun 1903. Berdasarkan undang-undang tersebut dibentuklah kota-kota otonom yang menyelenggarakan pemerintahannya secara mandiri, tidak bergantung kepada pemerintah pusat di Batavia. Kota-kota otonom tersebut diberi status gemeente dan berkembang kemudian menjadi stadsgemeente, dengan status baru tersebut maka pemerintah kota tersebut diberi keleluasaan untuk mengembangkan kotanya. Kebijakan desentralisasi pun berdampak kepada sistem pemerintah kolonial secara politik. Beberapa hirarkis kekuasaan di Hindia Belanda kemudian terbagi dua. Satu hierarki pemerintah yang hanya dijabat oleh orang-orang Belanda dan merupakan korps dari Nederlandsch Binnenlands Bestuur (NBB) dan hierarki pemerintahan yang melibatkan penduduk pribumi, merupakan korps Inlandsche Binnenlandsch Bestuur (IBB).

Sumber: literanine.com

Follow Juga : Instagram madingmu

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori Konten

Kilas Pendidikan222
Literasi Keuangan59
Ruang Siswa178
Beasiswa318
School lifehack155
Hiburan243
Editor's Pick1851
Terpopuler1800
Opini10
Serba Serbi738




madingmu-white

Madingmu adalah portal digital ajang kreasi dan edukasi anak muda Indonesia.
Dibangun oleh PT Madingmu Sukses Bersama sebagai inisiasi kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

madingmu-white

Madingmu adalah portal digital ajang kreasi dan edukasi anak muda Indonesia. Dibangun oleh PT Madingmu Sukses Bersama sebagai inisiasi kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.