Madingmu.com – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, bukan hanya menjadi momen untuk mengenang jasa Ki Hajar Dewantara, tetapi juga menjadi pengingat akan sejarah panjang perjuangan pendidikan yang ada di Indonesia. Semangat Ki Hajar Dewantara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan harus terus dikobarkan.
Jauh sebelum kemerdekaan, pendidikan di Indonesia masih terbelenggu oleh sistem kolonialisme Belanda. Pendidikan hanya diperuntukkan bagi kaum elit, dan anak-anak pribumi terpinggirkan. Di sinilah peran Ki Hajar Dewantara, seorang jurnalis dan aktivis pergerakan kemerdekaan, menjadi sangat penting.
Lahirnya Taman Siswa
Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-rekannya mendirikan Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang bercita-cita untuk memerdekakan dan mencerdaskan bangsa. Taman Siswa juga menjadi simbol perlawanan terhadap sistem pendidikan kolonial yang diskriminatif.
Tidak hanya mendirikan sekolah, Ki Hajar Dewantara juga mencetuskan filosofi pendidikan yang dikenal dengan “Tut Wuri Handayani”. Filosofi ini menekankan peran guru sebagai pembimbing yang mendorong kemandirian dan kreativitas siswa.
Keterlibatan Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan tak berhenti sampai di situ. Beliau juga aktif dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1927, beliau ditangkap dan diasingkan ke Belanda karena tulisannya yang kritis terhadap pemerintah kolonial.
Penghormatan
Setelah kemerdekaan Indonesia, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kiprahnya yang luar biasa dalam dunia pendidikan membuatnya dijuluki sebagai “Bapak Pendidikan Nasional”.
Kemudian untuk mengenang jasa-jasanya, pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959, pada tanggal 16 Desember 1959, menetapkan tanggal lahir Ki Hajar Dewantara, yaitu 2 Mei, sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Follow Juga : Instagram madingmu
-- adds--> -->
Leave a comment