madingmu.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat (KBB) terus berupaya melakukan perbaikan ruang kelas yang mengalami kerusakan mulai dari jenjang SD dan SMP di wilayah Bandung Barat.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) KBB dan terdapat di Dapodik pada tahun 2020, tingkat SD kondisi ruang kelas yang Rusak Ringan (RR) 1.700, Rusak Sedang (RS) 1.151, dan Rusak Berat (RB) 459. Sementara untuk tingkat SMP ruang kelas yang Rusak Ringan (RR) 565, Rusak Sedang (RS) 696, dan Rusak Berat (RB) 66.
Kendati demikian, sejak tahun 2021 hingga 2023 Disdik KBB telah melakukan rehabilitasi terhadap ruang kelas yang mengalami kerusakan baik di jenjang SD maupun SMP.
“Untuk tingkat kerusakan ruang kelas SD dan SMP sudah dapat diperbaiki, di tahun 2021 sebanyak 127 ruang kelas terdiri dari SD sebanyak 59 ruangan. Sementara untuk SMP sebanyak 68 ruang kelas yang telah direhabilitasi,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan KBB, Rustiyana saat dihubungi, Kamis 4 Mei 2023.
Selanjutnya, sambung Rustiyana, pada tahun 2022 Disdik KBB telah melakukan rehabilitasi ruang kelas untuk jenjang SD sebanyak 154 ruang dan SMP sebanyak 105 ruangan.
“Kemudian pada tahun 2023, ada 556 ruang kelas yang akan direhab karena sudah masuk DPA dengan rincian, untuk perbaikan ruang kelas SD sebanyak 389 ruang dan jenjang SMP sebanyak 167 ruang,” sebutnya.
Langkah berikutnya, tambah dia, bakal diantisipasi pada tahun 2024 baik dari APBD dan APBN yang dilanjutkan dengan melakukan sosialisasi untuk seluruh sekolah SD dan SMP.
“Itu dilakukan dalam pengajuan melalui validasi data Dapodik untuk sarana dan prasarana, dengan harapan anggaran DAK fisik tahun 2024 agar lebih Maksimal,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) KBB, Asep Dendih menuturkan, pihaknya bakal mengajukan anggaran kepada pemerintah pusat untuk memperbaiki ruang kelas yang rusak.
“Kita ajukan untuk bantuan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) pada 2024. Mudah-mudahan saja bisa direalisasikan,” sambungnya.
Ia menilai, untuk mendapatkan DAK ini dirinya pun mengingatkan kepada pihak sekolah untuk menginput data riil dan juga membuat analisis tingkat kerusakan.
“Di Dapodik data harus dibuat se-riil mungkin. Dengan begitu, sekolah dalam menginput data kerusakan sesuai data riil. Jangan ada yang sampai ditutupi,” ujarnya.
Meski begitu, ia mengakui perbaikan ruang kelas itu tidak bisa sekaligus, tapi berdasarkan skala prioritas dengan melihat tingkat kerusakannya.
“Setiap tahun selalu terjadi peningkatan jumlah ruang kelas yang diperbaiki. Bahkan, dalam kurun waktu tahun 2021-2022 sudah ada 386 ruang yang direhab ditambah dengan tahun 2023 ini sebanyak 556 ruangan. Jadi, dalam kurun waktu tiga tahun ada 942 ruang kelas yang direhab ” ujarnya.
“Dengan jumlah tersebut, kita tinggal memperbaiki 758 dari 1.700 ruang kelas yang rusak,” sambungnya.
Kendati demikian, dari jumlah 758 ruang kelas tersebut kerusakannya bervariatif, mulai dari rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat.
“Kerusakannya masuk kategori yang berbeda ada yang ringan, sedang dan berat. Kalau yang rusak ringan seperti pecah kaca misalnya,” ujarnya.
Namun, sambung dia, perbaikan ruang kelas itu tak ubahnya seperti memperbaiki jalan. Ketika yang satu selesai diperbaiki, muncul ruang kelas baru yang rusak.
“Bisa saja rusaknya karena bencana, seperti banjir, longsor dan angin kencang,” tandasnya.
-- adds--> -->
Leave a comment