Madingmu.com – Israel dan Hamas dilaporkan telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata. Keputusan gencatan senjata ini diumumkan oleh Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani dan disebut akan diberlakukan pada 19 Januari 2025.
Dilansir dari laman Al Jazeera, kesepakatan ini mencakup gencatan senjata sementara yang akan menghentikan kehancuran di Gaza. Hamas akan membebaskan 33 sandera, sementara Israel akan melepaskan sejumlah tahanan. Kesepakatan ini juga memungkinkan warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah, meskipun banyak rumah telah hancur akibat serangan Israel.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah poin penting tentang gencatan senjata Israel-Hamas yang harus kamu ketahui.
Baca Juga: Berselisih Dengan Khabib Nurmagomedov, Maskapai Frontier Airline Turun Rating!
- Merupakan Gencatan Senjata Yang Kedua
Ternyata hal ini bukan kesepakatan gencatan senjata pertama antara Israel dan Hamas, sejak Israel melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023 di Gaza. Gencatan senjata pertama terjadi pada November 2023 dan hanya berlangsung sekitar seminggu. Selama periode gencatan senjata tersebut, 105 sandera yang ditahan Hamas dibebaskan, sementara Israel membebaskan sekitar 240 tahanan Palestina dari penjara Israel,
Kantor kemanusiaan PBB, OCHA, melaporkan bahwa meskipun pertempuran sempat dihentikan, pasukan Israel tetap menembaki warga Palestina di Gaza dan menewaskan beberapa orang.
- Penyusunan Kesepakatan Gencatan Senjata dalam 3 Fase Berbeda
Dilansir dari laman CNN, kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas saat ini disusun dalam tiga fase berbeda.
Fase pertama diharapkan akan dimulai pada Minggu (19/1) dan berlangsung selama enam minggu. Fase ini akan meliputi gencatan senjata, penarikan pasukan Israel, pertukaran sandera dan tahanan, dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Para sandera Amerika Serikat (AS) yang ditahan di Gaza pun akan dibebaskan pada fase pertama tersebut, ujar Presiden AS Joe Biden.
Dilansir dari laman Al Arabiya News, perundingan untuk perjanjian tahap kedua akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata. Fase ini akan mencakup pembebasan seluruh sandera yang tersisa dan penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza.
- Pembebasan Tahanan
Dilansir dari laman detikNews, Israel disebut akan membebaskan 30 tahanan Palestina sebagai ganti setiap sandera Israel, dan 50 tahanan Palestina lainnya untuk setiap tentara perempuan Israel yang ditahan di Gaza.
Sandera perempuan dan mereka yang berusia di bawah 19 tahun akan dibebaskan terlebih dahulu. Dengan demikian, 33 warga Israel akan dibebaskan dalam 42 hari pertama sejak perjanjian tersebut ditandatangani.
Menurut sumber Al Arabiya, jumlah warga Palestina yang ditahan Israel kini mencapai 1.650 orang. Kemudian warga yang mengungsi dari Gaza Utara dapat kembali mulai 22 Januari.
Israel juga akan mengizinkan warga Palestina yang terluka meninggalkan Jalur Gaza untuk dirawat, dan membuka penyeberangan Rafah dengan Mesir tujuh hari setelah dimulainya pelaksanaan tahap pertama.
- Bantuan untuk Gaza
Perjanjian gencatan senjata juga membahas mengenai bantuan di Gaza. Selama ini, pasukan Israel kerap menghadang bantuan untuk warga Gaza.
Enam ratus truk bantuan kemanusiaan disebut akan memasuki Gaza setiap hari selama enam minggu gencatan senjata. Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan gencatan senjata “sangat penting” untuk menghilangkan hambatan dalam pengiriman bantuan ketika ia menyambut baik kesepakatan tersebut. Sumber mengatakan penyeberangan Rafah diperkirakan akan dibuka mulai 16 Januari.
Baca Juga: Sudah di Sepakati Pemerintah, Ini Dia 3 Skema Libur Sekolah Ramadhan 2025 yang Perlu Kamu Ketahui!
- Posisi Israel di Gaza
Dilansir daari laman CNBC Indonesia, selama gencatan senjata awal yang berlangsung 42 hari, pasukan Israel akan mundur dari daerah padat penduduk Gaza. Menurut Sheikh Mohammed ini untuk “memungkinkan pertukaran tahanan, serta pertukaran jenazah dan pemulangan orang-orang yang mengungsi”.
Israel nantinya akan mempertahankan zona penyangga di Gaza selama tahap pertama. Pasukan Israel diperkirakan akan tetap berada hingga 800 meter di dalam Gaza yang membentang dari Rafah di selatan hingga Beit Hanun di utara.
“Pasukan Israel tidak akan sepenuhnya mundur dari Gaza sampai semua sandera dikembalikan,” kata pejabat Israel.
Laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa, mayoritas korban di Palestina adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu lebih daari 1,9 juta warga Palestina terpaksa mengungsi dan kehilangan tempat tinggal mereka. Tak hanya itu, seluruh populasi Gaza berada dalam tingkat krisis kerawanan pangan akut dan ancaman wabah penyakit.
Menurut data terkini dari Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas secara keseluruhan sejak 7 Oktober 2023 menjadi 45 ribu lebih. Sekitar 104 ribu orang lainnya terluka dalam serangan Israel.
Follow Juga : Instagram madingmu
-- adds--> -->
Leave a comment