Kamis , 21 November 2024
HeadlineHiburan

Asal-usul Kopiah Indonesia dan Pengaruh Fez Ottoman

kopiah

madingmu.com – Kopiah atau songkok dikenal sebagai penutup kepala tradisional Melayu dan sangat populer di kalangan pria Muslim di Asia Tenggara. Namun, tahukah Anda bahwa kopiah terinspirasi dari hiasan kepala fez yang digunakan oleh tentara Ottoman?

Menurut trtworld, fez Ottoman adalah hiasan kepala dari kain flanel yang berbentuk topi silinder pendek tanpa puncak. Fez didominasi oleh warna merah, terkadang rumbai-rumbai dipasang di bagian atasnya.

Fez merujuk pada kota Fez di Maroko, di mana pewarna untuk mewarnai topi diekstrak dari buah beri merah. Meskipun sampai hari ini, asal usul fez masih diperdebatkan.

Ada yang mengatakan bahwa tarboosh dari Maroko menginspirasinya. Ada juga yang mengatakan bahwa itu berasal dari Yunani kuno atau Balkan. Ada juga yang mengatakan bahwa fez berasal dari topi baja tradisional di negara-negara Mediterania.

Fez menjadi pakaian resmi tentara Utsmaniyah atas perintah Sultan Muhammad II pada awal abad ke-19 dan populer di kalangan elit Utsmaniyah.

Kemudian, asal usul kopiah atau songkok di kepulauan Melayu dapat ditelusuri kembali ke abad ke-13, ketika songkok Johor berwarna hitam dengan bentuk yang lebih elips menjadi versi Melayu dari fez Utsmaniyah.

Songkok Johor dikenakan ketika Sultan Abu Bakar dari Johor mengunjungi ibu kota Utsmaniyah, Istanbul, pada tahun 1880-an.

Hingga saat ini, peci atau kopiah dalam bahasa Indonesia dan songkok dalam bahasa Malaysia sangat populer di kalangan umat Islam di negara-negara Asia Tenggara. Kopiah atau songkok dikenakan saat perayaan keagamaan dan pertemuan resmi.

Di Indonesia, pada bulan Juni 1921, saat Soekarno menghadiri pertemuan Jong Java, diyakini sebagai titik balik kopiah sebagai identitas nasional. Saat itu, Soekarno melihat rekan-rekannya berdebat dengan berbagai korek api tanpa penutup kepala.

BACA JUGA  Ternyata 17 Agustus Bukan Hanya Kemerdekaan Indonesia Saja, Negara Ini Memiliki Tanggal Kemerdekaan Yang Sama!

Mereka ingin terlihat seperti orang Barat. Tak sedikit kaum intelektual yang membenci pakaian daerah, seperti Bangkok dan sarung. Pakaian itu dianggap menandakan kelas bawah.

Bung Karno mematahkan perdebatan itu dengan memadukan jas dengan peci hitam. Ia menyebut kombinasi itu sebagai simbol Indonesia merdeka. Itulah pertama kalinya Bung Karno mengenakan peci di depan umum. Ia kemudian dikenal sebagai tokoh yang memadukan peci dan jas.

Soekarno bukan satu-satunya tokoh intelektual yang memperkenalkan peci. Pada tahun 1913, tiga serangkai, Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara, diundang dalam pertemuan Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP), dan masing-masing mengenakan penutup kepala sebagai identitas. Tjipto mengenakan kopiah beludru hitam.

Sebagai tokoh nasionalis, Bung Karno berhasil menyebarkan citra peci sebagai identitas nasional. Kini peci tersebut dikenakan dalam acara-acara resmi kenegaraan. Kopiah adalah identitas pria muslim dan pakaian formal.

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

madingmu-white

Madingmu adalah portal digital ajang kreasi dan edukasi anak muda Indonesia.
Dibangun oleh PT Madingmu Sukses Bersama sebagai inisiasi kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

madingmu-white

Madingmu adalah portal digital ajang kreasi dan edukasi anak muda Indonesia. Dibangun oleh PT Madingmu Sukses Bersama sebagai inisiasi kolaborasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.