Madingmu.com – Sejumlah anggaran Pendidikan turut menjadi sasaran dari efesiensi anggaran yang dilakukan oleh presiden Prabowo Subianto.
Setelah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang dilaporkan terkena pemangkasan sekitar Rp 8 triliun, kini giliran anggaran Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiksaintek) dipangkas hingga Rp 14 Triliun.
Pemangkasan ini merupakan imbas dari adanya pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang mengharuskan efisiensi belanja APBN 2025 senilai Rp 306,7 triliun.
Baca Juga: 5 Sekolah Kedinasan ini Memperbolehkan Memakai Kacamata
Anggaran Kemendidasmen Dipangkas Rp 8 triliun
Dilansir dari laman Kompas.com, Rabu (5/2/2025) Kemendikdasmen nantinya hanya akan mendapatkan tambahan APBN sebesar Rp 25 triliun. Sebelum terkena efisiensi, Kemendikdasmen memiliki anggaran tambahan dari APBN yang disepakati sebesar Rp 33,5 triliun.
“Rp 33,5 triliun dikurangi Rp 8 triliun. Sekarang tinggal Rp 25 triliun,” kata Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti saat rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) beberapa waktu lalu. Kemendikdasmen ditetapkan melakukan efisiensi sebesar 23,95 persen, atau sebesar Rp8,03 triliun, dari anggaran belanja awal sebesar Rp33,5 triliun.
Anggaran kemendidasmen yang dipangkas paling banyak ATK
Target pemotongan kementerian dan lembaga, seperti tertulis dalam Lampiran Surat Menteri Keuangan No. S-37/MK.02/2025. Berikut pengeluaran di Kemendiksamen yang dipangkas anggarannya:
- Alat tulis kantor (ATK): 90 persen
- Percetakan dan suvenir: 75,9 persen
- Sewa gedung, kendaraan, peralatan: 73,3 persen
- Belanja lainya: 59,1 persen
- Kegiatan seremonial: 56,9 persen
- Perjalanan dinas: 53,9 persen
- Kajian dan analisis: 51,5 persen
- Jasa konsultan: 45,7 persen
- Rapat, seminar, dan sejenisnya: 45 persen
- Honor output kegiatan dan jasa profesi: 40 persen
- Infrastruktur: 34,3 persen
- Diklat dan bimtek: 29 persen
- Peralatan dan mesin: 28 persen
- Lisensi aplikasi: 21,6 persen
- antuan pemerintah: 16,7 persen
- Pemeliharaan dan perawatan: 10,2 persen
Mu’ti menegaskan, jika efisiensi anggaran tersebut tidak akan mengganggu program strategis seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Program Indonesia Pintar (PIP), juga tunjangan sertifikasi guru.
Kemendiksaintek Lakukan Efisiensi Anggaran Rp 14 triliun
Dilansir dari laman Tribunnews, Rabu (12/2/2025, Kemendiksaintek yang semula total anggaran 2025 Rp 56,6 triliun, kini terkena pemangkasan anggaran sebesar 14,3 triliun.
Pemangkasan anggaran ini menyasar pos belanja tunjangan dosen baik PNS maupun non PBS, bantuan operasional kampus negeri dan swasta, hingga proyek Sekolah Garuda program Prabowo Subianto.
Sementara itu, gaji dan tunjangan pegawai bebas dari pemangkasan anggaran.
“Pagu awal untuk gaji dan tunjangan pegawai itu Rp13,512 triliun memang tidak kena efisiensi oleh Dirjen Anggaran, sehingga kami tetap usulkan sejumlah itu,” kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro dalam rapat dengan Komisi X DPR RI, Rabu (12/2/2025).
Baca Juga: Anggaran Badan Gizi Nasional Dikurangi, Dadan Yakinkan Program Makan Gratis Tetap Berjalan
Tunjangan Dosen Hingga Beasiswa Kena Dampak Efesiensi Anggaran
Rincian anggaran pos belanja Kemendiksaintek yang terkena dampak efisiensi:
- Tunjangan dosen non-PNS: pagu awal Rp2,7 triliun, terkena efisiensi 25 persen atau Rp676 miliar
- Beasiswa program KIP kuliah: pagu awal Rp14,6 triliun, terkena efisiensi 9 persen atau Rp1,3 triliun
- Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI): pagu awal Rp164,7 miliar, terkena efisiensi 10 persen atau sebesar Rp19,47 miliar
- Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIk): pagu awalnya Rp213,73 miliar, terkena efisiensi 10 persen atau sebesar Rp21,3 miliar
- Beasiswa KNB (Kerja Sama Negara Berkembang): pagu awal Rp85,348 miliar, diefisiensi 25 persen atau Rp21 miliar
- Beasiswa dosen dan tenaga pendidikan dalam dan luar negeri: pagu awalnya Rp236,8 miliar, diefisiensi sebesar 25 persen atau Rp59 miliar
- Program Sekolah Unggul Garuda: pagu awal Rp2 triliun, diefisiensi 60 persen atau Rp1,2 triliun
- Bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN): pagu awal Rp6,018 triliun, diefisiensi 50 persen atau sebesar Rp3 triliun
- Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (BPPTNBH): pagu awal Rp2,37 triliun, efisiensi 50 persen menjadi Rp1,18 triliun, diusulkan restrukturisasi sebesar 30 persen oleh Kemendikti jadi Rp711 miliar
- Pusat unggulan antar perguruan tinggi (PUAPT): pagu awal Rp250 miliar, diefisiensi 50 persen atau sebesar Rp125 miliar
- Bantuan kelembagaan PTS: pagu awal Rp365,3 miliar, diefisiensi 50 persen, atau sebesar Rp182 miliar
- Program lainnya: pagu awal Rp1,9 triliun, diefisiensi 43 persen atau Rp832 miliar
Sementara untuk rincian pemangkasan anggaran program lainnya yaitu meliputi perjalanan dinas, belanja barang, belanja modal berikut rinciannya:
- SBSN: pagu awal sebesar Rp1,53 triliun, diefisiensi 47 persen atau Rp927 miliar
- PLN: pagu awal sebesar Rp688 miliar, diefisiensi 30 persen atau sebesar Rp20 miliar
- PNBP: pagu awal Rp839 miliar, diefisiensi 62 persen atau Rp520 miliar
- BLU: pagu awal Rp8 triliun, diefisiensi 44 persen atau Rp3,5 triliun
- Lainnya (RMP dan HLN): pagu awal Rp49 miliar, diefisiensi 17 persen atau sebesar Rp8 miliar.
“Jadi total efisiensi yang akan dilakukan Kemendiktisaintek jumlah sebesar Rp6,785 trilium dari Rp14,3 triliun yang diusulkan oleh Dirjen Anggaran. Ini belum termasuk tunjangan kinerja dosen, PNS, sebesar Rp2,5 triliun yang sudah didapat lampu hijau dari Kemenkeu untuk dibayarkan,” ucap Satryo.
-- adds--> -->
Leave a comment