Madingmu.com – Adaptasi live action dari serial animasi sering gagal karena beberapa alasan. Meskipun banyak upaya oleh rumah produksi dalam beberapa tahun terakhir untuk membawa judul-judul populer dari animasi ke dalam bentuk live action, kebanyakan proyek ini tetap mengalami kegagalan. Hal ini terjadi karena risiko tinggi dalam adaptasi ini, kompleksitas pelaksanaannya, dan banyak faktor lain yang berkontribusi pada kegagalan tersebut.
Adaptasi live action sering gagal karena:
- Perbedaan Alur:Perubahan besar dalam cerita live action dibandingkan sumber aslinya, seperti tambahan subplot yang tidak ada dalam animasi (contohnya Scooby-Doo) atau pengubahan total karakter dan cerita (seperti Death Note), membuat fans tidak puas.
- Inti Cerita Tidak Tercapai: Beberapa adaptasi live action, seperti Avatar: The Last Airbender, gagal menyampaikan inti cerita dan karakter yang benar, terutama dengan permasalahan casting yang tidak sesuai dan rangkuman cerita yang tidak memadai, menghasilkan ketidakpuasan dari fans dan kehilangan elemen kunci dari sumber aslinya.
- Sumber Asli Bermasalah:Mengubah alur atau detail cerita bisa diterima jika sumber aslinya memiliki masalah. Disney berhasil mengubah cerita menjadi lebih ramah keluarga, seperti di “Cinderella.”
- Terlalu Banyak Perbedaan:Terlalu banyak perubahan dalam diversifikasi bisa mengurangi daya tarik. “The Little Mermaid” mengubah karakter Ariel, menciptakan kontroversi.
- Karakter Mengerikan:Karakter lucu dalam animasi bisa terlihat mengerikan dalam live action yang realistis. Contohnya, Flounder dalam “The Little Mermaid.”
Baca Juga: Game Changers: 10 Atlet E-sports Indonesia Raih Penghasilan Sensasional hingga Rp 7 Miliar
Adaptasi live action bisa memberi nuansa baru, tetapi perubahan berlebihan atau karakter yang kurang pas dapat menyebabkan kegagalan.
Dapatkan notifikasi berita terkini setiap hari dan update berita pilihan dari Madingmu.com.
Follow Juga : Instagram madingmu
-- adds--> -->
Leave a comment