madingmu.com – Ada pemandangan yang berbeda di area kantin SMKN 2 Cimahi, ketika beberapa siswa berjalan pulang, ada sekelompok siswa yang bersiaga. Mereka berbaris sambil membawa alat-alat kebersihan. Mereka mengenakan sapu, kain pel, sarung tangan, masker, dan celemek.
Setelah berdoa, para siswa berlarian. Sasaran mereka adalah tong-tong sampah yang berserakan di area kantin. Beberapa siswa menggiring tong sampah ke satu titik. Sebagian lagi dengan sigap menyisir sampah-sampah yang berserakan. Sebagian lagi fokus membersihkan debu yang menempel di lantai kelas.
Setelah semua tong sampah terkumpul, para siswa ekstrakurikuler “Robotic Community” sudah tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya; menumpahkan semua sampah ke tanah, memilah antara sampah plastik dan non-plastik, lalu memisahkan sampah plastik untuk dibersihkan.
Belasan tong sampah telah dikosongkan, kini giliran sampah plastik yang harus dibersihkan. Di sinilah keahlian mereka berperan. Sebagai anak-anak robotika, mereka menciptakan alat unik untuk membersihkan sampah plastik. Pada saat itu, alat tersebut belum memiliki nama. Alat itu adalah bagian terakhir dari kegiatan harian mereka.
Kegiatan tersebut dinamakan “Dollar”, sebuah program peduli lingkungan sambil menghasilkan uang yang digagas oleh Komunitas Robotik SMKN 2 Cimahi.
“Ini adalah program peduli lingkungan, tapi kami biasa menyebutnya Dollar. Mungkin karena ada niat lain sambil cari duit juga, makanya dinamakan Dollar karena Dollar kan mata uang yang paling terkenal,” ujar Ketua Komunitas Robotik SMKN 2 Cimahi, Seshilia Septianti Putri, sembari menahan tawa.
Ia dan teman-temannya merupakan generasi kesekian yang menjalankan program ini. The Dollar sudah ada sejak tahun 2011. Selain untuk menjaga lingkungan, program ini menghasilkan uang yang nantinya akan digunakan untuk keperluan ekstrakurikuler. “Kami juga tidak ingin mengandalkan uang dari sekolah. Apalagi banyak komponen yang dibutuhkan untuk lomba (robotik). Jadi, uang dari Dollar ini bisa digunakan untuk menambahnya,” katanya.
Usaha yang konsisten selama bertahun-tahun membuahkan hasil. Program Dollar menjadi pionir bagi kegiatan ekstrakurikuler lain untuk melakukan hal yang sama, yaitu mengajarkan lingkungan dan mendukung kegiatan ekstrakurikuler dengan dana tambahan.
Sesil mengatakan bahwa jika dihitung-hitung, program Dollar bisa menghasilkan 400-500 ribu rupiah per bulan. Selain itu, mereka juga mendapatkan uang kadeudeuh dari penjaga kantin untuk membersihkan area kantin.
Awalnya, sampah plastik yang terkumpul mereka jual ke pengepul. Namun, setelah adanya program sosialisasi pengelolaan sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, sampah plastik yang terkumpul kini disetorkan ke bank sampah Kota Cimahi.
Siswa yang akan naik ke kelas XII ini juga mengajak siswa lainnya untuk peduli terhadap lingkungan. “Tempat sampah sudah disediakan di sekolah atau di mana saja. Tolong jaga kebersihannya, dan buanglah jajanan di tempat sampah. Kalau bisa, kebiasaan ini juga kita terapkan di luar sekolah,” ujarnya.
Menumbuhkan Budaya Positif
Kusman Subarja, pembina ekstrakurikuler Komunitas Robotik SMKN 2 Cimahi, mengatakan bahwa program ini dapat menumbuhkan budaya positif yang kini digaungkan melalui Kurikulum Merdeka. “Jauh sebelum istilah ini ada, SMKN 2 Cimahi sudah menerapkannya. Jadi, ketika Kurikulum Merdeka muncul, kami sudah terhubung. Selain itu, sejalan dengan program Jabar Masagi,” katanya.
Ia mengungkapkan, kegiatan tersebut dilakukan tanpa ada paksaan sama sekali. Sebab, bagi para siswa, hal ini sudah termasuk budaya. “Jadi, secara otomatis sudah berjalan dengan sendirinya, tidak menunggu instruksi,” jelasnya.
Menurutnya, kegiatan ini memberikan banyak dampak positif bagi mahasiswa. “Mulai dari mengelola organisasi, melatih kepemimpinan, sadar akan kebersihan lingkungan hingga memberikan dampak sosial,” pungkasnya.
-- adds--> -->
Leave a comment