madingmu.com – Jeringau atau daun dingo merupakan jenis tanaman yang banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Selain diolah untuk masakan, jeringau banyak digunakan dalam pengobatan tradisional.
Daun jeringau juga banyak digunakan oleh penduduk di Jambi, terutama ibu hamil. Mereka menggunakan daun menyentak karena dipercaya sebagai ‘pengusir setan’. Mitos ini sudah lama dipercaya oleh sebagian masyarakat, terutama di daerah-daerah yang jauh dari perkotaan.
Namun, di tangan siswa-siswi SMA 7 Sarolangun Jambi, berbeda dengan mitos ‘pengusir setan’. Daun jeringau diolah oleh para siswa menjadi bahan relaksasi yang dipamerkan di ajang internasional.
Ada sembilan siswa SMA Negeri 7 Sarolangun yang saat itu mengikuti kejuaraan inovasi tingkat internasional. Mereka mengolah daun jeringau menjadi bahan relaksasi sehingga berhasil meraih medali emas di kategori Life Science dan Cabang Kategori Inovasi Sains.
Mereka mengharumkan nama Indonesia setelah berhasil meraih dua medali emas dalam ajang GYIIF (Global Youth Invention And Innovation Fair) yang diselenggarakan oleh IYSA IPB (Ikatan Ilmuwan Muda Indonesia, Institut Pertanian Bogor) dan diikuti oleh 152 tim dari 17 negara pada tanggal 18-22 Januari 2023.
Di sana, mereka mengolah daun jeringau sebagai bahan relaksasi yang dapat digunakan bagi mereka yang mengalami tingkat stres akibat pekerjaan. Olahan yang mereka buat dengan daun menyan tersebut membawa sembilan mahasiswa asal Jambi menjadi juara.
“Ya, di sini saya yakin mahasiswa kami mampu dalam ajang kejuaraan mahasiswa ini. Namun, mereka harus bersaing dengan 16 negara lainnya. Kami yakin karena melihat kegigihan mereka dalam proses penelitian, serta yang utama melihat kekompakan mereka dalam satu tim, hingga mengantarkan mereka meraih medali emas ini,” ujar guru pembimbing SMAN 7 Sarolangun Nerizawati, Minggu (26/2/2023) lalu.
Selain kekompakan para siswa, Nerizawati juga kerap memberikan motivasi kepada siswa yang mengikuti ajang kejuaraan tersebut. Hal ini mendorong setiap siswa yang mengikuti kejuaraan agar siap mental, terutama untuk materi penelitian yang harus dikuasai.
“Karena jika kita ingin menjadi juara, kita harus mempersiapkan mental dan juga materi penelitian yang harus kita kuasai untuk meyakinkan dewan juri,” ujarnya.
Setelah berhasil meraih juara di tingkat internasional, hasil olahan tanaman jarak pagar ini juga dipamerkan di hadapan Gubernur Jambi, Al Haris. Pada tanggal 10 Februari 2023. Kesembilan siswa SMA 7 Sarolangun bertemu dengan Gubernur Jambi sembari menunjukkan hasil olahan tanaman kedondong yang membawa nama sekolah mereka, khususnya Jambi, ke kancah internasional.
Para siswa juga meyakinkan Gubernur Jambi Al Haris bahwa olahan jengkol tersebut dapat membuat rileks orang yang mencium aromanya sehingga dapat mengurangi tingkat stres.
Bahkan, Al Haris yang mencium aroma olahan para siswa tersebut mengaku lebih rileks dan berharap inovasi siswa SMA 7 Sarolangun ini segera dipatenkan atau mendapatkan perlindungan hak cipta/hak kekayaan intelektual (HAKI).
“Ini segera dipatenkan. Saya berharap potensi anak ini terus diasah. Saya lihat anak-anak punya potensi, jangan hanya berhenti sampai di sini. Latih lagi, mungkin inovasi yang lain. Ini adalah kreativitas. Pasti mereka sudah percaya diri karena sudah diakui dunia,” ujar Al Haris.
Gubernur Jambi Al Haris juga mengharapkan seluruh sekolah di Jambi untuk menggerakkan potensi siswa dan melakukan pembinaan.
“Ini bukti bahwa anak-anak Jambi memiliki bakat yang luar biasa, dan jika diberi ruang untuk tampil, mereka bisa menjadi juara. Saya minta kepada para kepala sekolah di Provinsi Jambi, mari kita kerahkan potensi siswa-siswi kita, saya juga berharap para orang tua mendukung anak-anaknya,” ujar Al Haris.
-- adds--> -->
Leave a comment